Diposting oleh: Reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur BKKBN dr Hasto menyayangkan keterlibatan anak berusia 7 tahun yang belakangan viral di media sosial.
Ia berharap orang tua dan keluarga kedua anaknya di Sampang Madura bisa mengenyam pendidikan.
Hal itu diungkapkannya pada Kamis (24 April 2024) pada Konferensi Aksi Nasional (RAKERNAS) 2024 di Kerja Lapangan BKKBN di Jakarta yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan masyarakat dan mengembangkan sumber daya manusia yang baik untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Bagi dr Hasto, tidak ada alasan untuk selalu melakukan hal tersebut sesuai dengan peraturan setempat.
“Kita perlu memberi informasi kepada anak-anak, keluarga, dan masyarakat agar situasi ini tidak dianggap normal,” katanya.
Timnya juga diterjunkan langsung untuk memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat setempat.
“Karena mau, jangan pikirkan nikah, nikah atau seks. Patologis kalau anak umur 7 tahun mendapat haid, dan perempuan bisa haid sejak umur 8 tahun. umur 8 tahun, itu namanya pubertas dini dan retardasi pertumbuhan.” Kalau sampai terjadi, harus diobati. Dampaknya “Dokter sebaiknya menunda haidnya sedikit. Nah, apalagi kalau sudah menikah, haid belum bisa datang sampai umur 8 tahun tua. Makanya pendidikan itu penting,” imbuhnya.
Ia mengingatkan agar kejadian serupa tidak terulang lagi karena akan menimbulkan kerugian besar bagi anak-anak.
Secara biologis, hal ini sangat kontradiktif.
Karena saya belum punya daging.
“Belum tentu cocok secara psikologis, mengalami kecelakaan bukan berarti ingin berjodoh. Saya kira memberikan edukasi itu perlu,” kata dr Hastot.
Sebelumnya, dalam video yang diposting di Twitter, terlihat seorang gadis berhijab berwarna hijau.
Ia terlihat memamerkan cincin pertunangannya saat menyambut tamu.
Video itu dengan cepat menjadi viral.
Orang tua anak pun menjelaskan dan membenarkan sang tunangan.
Ia mengatakan, acara tersebut hanya sekedar tradisi dan janji pernikahan akan dilangsungkan setelah wisuda.