Viral Catar Akpol Polda NTT Bukan Putra Daerah, Kompolnas: Jika Ada yang Palsukan Data Bisa Ditindak

Laporan reporter Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kompolnas juga tengah melakukan pengusutan mendalam terhadap adanya informasi viral bahwa sebagian besar anggota polisi yang memiliki kewenangan kepolisian (catar) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) bukanlah anak-anak. Pribumi dan perempuan. wilayah.

Kompolnas Yusuf Warsyim mengatakan, ada syarat tertentu jika peserta Akpol bukan berasal dari kabupaten asal.

“Katakan saja yang mendaftar seleksi tidak semuanya berasal dari NTT. Oleh karena itu, harus memenuhi syarat administrasi kepegawaian yaitu minimal 1 tahun berdomisili di wilayah Polres tempat mereka mendaftar dengan mencantumkan namanya ada di Kartu Keluarga,” kata Yusuf saat dihubungi, Rabu (10/7/2024).

Yusuf mengatakan, jika nantinya ada yang memalsukan data masyarakat dengan niat jahat untuk merekrut, bisa diambil tindakan.

Dijelaskannya, “Jika terbukti ada penggandaan/pemalsuan/pemalsuan informasi, akan diambil tindakan sesuai hukum,” jelasnya.

Namun, menurut Yusuf, proses rekrutmen dilakukan dengan pengawasan ketat sesuai kebijakan internal dan eksternal Polri.

“Kalau ada pelanggaran sistem, cepat terdeteksi. Sistemnya sudah terkomputerisasi. Misalnya di NTT, ada keraguan, seperti Kapolsek setempat yang berasal dari suku Batak dan diduga terkait dengan kasus tersebut. Suku Batak jika ada pelanggaran akan cepat terdeteksi.

Yusuf juga mengamini, jika masyarakat mempunyai informasi mengenai hal tersebut, maka akan segera dilakukan.

“Kalau ada masyarakat atau orang lain yang punya informasi pelanggaran, disampaikan saja, Kompolnas akan mendalami dan menanyakan detailnya kepada panitia pengawas di rumah,” ujarnya.

Kepala polisi setempat mengatakan hasil ini tidak membantu

Sebelumnya, sebuah postingan viral di media sosial memperlihatkan daftar nama yang disebut-sebut sebagai mahasiswa (chas) Akpol Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang lulus.

Dari unggahan akun TikTok @laurensiuslebatuk terlihat ada 11 nama akademi kepolisian di bawah mobil Polres NTT yang lulus dan disebutkan akan dikirim ke Direktorat Polri.

Namun nama-nama tersebut disorot netizen karena diyakini banyak di antara mereka yang bukan asli NTT melainkan disebut bermarga Batak.

Sebelas polisi yang berada di bawah bus tersebut adalah Yudhina Nasywa Olivia (Perempuan), Arvid Theodore Situmeang, Reynold Arjuna Hutabarian, Mario Christian Bernalo Tafui.

Mereka juga adalah Bintang Lijaya, Ketut Arya Adityanatha, Brian Lee Sebastian Manurung, Timothy Abisai Silitonga, Muhammad Rizq Sanika Marzuki, Madison Juan Raphael Karna Silalahi, dan Lucky Nuralamsyah.

Terkait hal tersebut, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga buka suara soal catatan viral tersebut. Menurut dia, pihak Akpol, bintara, dan aparat kepolisian telah melalui proses yang benar.

“Saya sebagai Kapolres setempat, saya tidak bisa mengintervensi atau meremehkan hasil komisi yang dihasilkan oleh pihak kepolisian setempat maupun pihak luar, perwakilan bapak ibu, dan akademisi,” kata Daniel saat dihubungi, Sabtu (06/07). .

Sementara itu, Direktur Polda NTT Kompol Satria Yusada menampik isu banyaknya calon lulusan Akademi Kepolisian (Qatar) yang bermarga Batak.

Dari 11 lulusan Akpol, enam diantaranya merupakan warga NTT. Mereka lahir dan besar di sebuah pulau bernama Nusa Si Sabar Terbaik.

“Sebelas peserta yang dinyatakan lolos ini merupakan seleksi wisuda TK Panda (Panitia Daerah), satu orang warga daerah NTT, lima orang putra daerah kelahiran dan besar di NTT, lima orang pendatang yang menetap di NTT,” ungkapnya. . Satria saat dihubungi, Sabtu (7 Juni 2024).

Satria mengatakan, proses rekrutmen anggota Akpol berdasarkan prosedur internal dan pengawasan ketat.

“Ada pengawas internal dan pengawas eksternal yang terlibat dalam seluruh tahapan rekrutmen untuk memastikan proses seleksi yang jelas,” ujarnya.

“Proses lolos seleksi Catara dan seleksi Catara yang mengikuti seleksi TK Akpol Pusat di Semarang,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *