TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan kondisi anak Jatiasi yang terjatuh dari jembatan penyeberangan pejalan kaki (JPO) menuju jalur tol ekspres viral di media sosial.
Video tersebut tampaknya direkam oleh seorang warga di eselon atas kantor paten.
Sedangkan korban tergeletak di tengah jalan tol.
Beberapa mobil rupanya berhenti untuk memeriksa bocah itu dan membantunya.
Dalam ceritanya, bocah itu sibuk mencari video terompet “Terrorette” bersama teman-temannya.
Namun diduga korban tidak sengaja bersandar pada kawat kasa di Kantor Paten hingga terjatuh sehingga menyebabkan kawat kasa tersebut berlubang.
Video tersebut viral setelah diunggah ke akun X (Twitter) pada Minggu (6 Februari 2024). kronologi
Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Minggu (6 Februari 2024) sekitar pukul 16.00 WIB di Jati Mekar, Jatiasi, Bekasi.
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) JPO Tol Chikunir menghubungkan Desa Jati Mekal di Kecamatan Jatiasi dan Desa Jakamulya di Kabupaten Bekasi Selatan.
Peristiwa itu dibenarkan oleh seorang pekerja pabrik berusia 42 tahun di dekat Mardi.
“Iya, anak itu terjatuh kemarin (Minggu),” ujarnya seperti dikutip Kompas.com, Senin (6 Maret 2024).
Mardi dan temannya Zainal, 40, belum mengetahui persis kondisi JPO yang menyebabkan korban berinisial MAG (8) terjatuh.
Pasalnya, ia bekerja di bengkel yang berjarak sekitar 10 meter dari kantor paten.
Namun, Mardi dan Zainal tiba-tiba melihat sekelompok anak menghampiri mereka dan mengatakan ada yang terjatuh dari jembatan penyeberangan.
Awalnya dikira ulah anak-anak, namun ternyata korban sudah terlanjur ambruk di jalan.
“Saya bercanda mengira anak-anak berkata, ‘Ada yang jatuh!’ Ada yang jatuh!’ Saya berkata, ‘Kamu tidak bercanda, kamu akan tahu alasannya suatu hari nanti! ”’ kata Mardi, menggemakan kesaksian anak-anak. Bocah itu berkata, ‘Tidak, benar, ada yang jatuh.’ Iya, akhirnya korban tergeletak di jalan, lanjutnya.
Mardi menemukan seorang pemuda berkaos putih hijau tergeletak di tiga jalur JORR Chikunila arah Jatiasi menuju Cikampek.
Korban kemudian ditolong dan dibawa ke rumah sakit.
Namun MAG dikabarkan sudah meninggal. Korban kerap bermain di JPO.
Apalagi, menurut Zainal, MAG merupakan salah satu anak yang hampir setiap sore bermain di sekitar JPO, baik di JPO maupun di sekitar JORR Chikunir.
Basri atau tanduk “Teror” diburu dari bus-bus yang melewati JORR Chikunil hampir setiap sore.
“Setiap sore (jumlahnya) lebih dari 50 orang. Paling sepi 15 atau 20, itu paling sepi langkah JPO),” kata Zainal.
Sesaat sebelum MAG turun, Mardi dan Zainal mengetahui korban dan teman-temannya sedang sibuk mencari klakson Basri.
“Kemarin ramai banget orang dan anak-anak (berburu tanduk Basuri). Tapi saya sibuk di bengkel. “Biasa saja kalau lihat banyak anak-anak,” kata Mardi.
Namun beberapa polisi dari Jasa Marga datang untuk membubarkan anak-anak tersebut.
Polisi berpatroli dengan sirene meraung-raung dan memaksa anak-anak melarikan diri.
“Kami dengar ada patroli datang dan sirene berbunyi, jadi anak-anak panik dan lari semua. Yang paling bawah (JORR Cikunir Edge) juga buram. Jadi bisa saja ada yang terjatuh atau tersandung,” lanjutnya.
Mardi dan Zainal memastikan petugas Polsek Jasa Marga selalu membubarkan anak-anak tersebut dalam jumlah besar setiap sore.
Namun, mereka kembali merekam video bus tersebut dengan suara teleskop. Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jatiasi, Bekasi. Jembatan inilah yang menjadi tempat jatuhnya korban berinisial MAG (8) di jalan tol pada Minggu (6 Februari 2024). (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI) Kawat berongga ditambal dengan tali rafia
Mardi mengatakan, kondisi pagar JPO di lokasi tersebut sangat berbahaya.
Pasalnya, kabel listrik kantor paten sengaja dilubangi untuk memudahkan pemasangan tanda tersebut.
“Iya, itu lubang. Itu bukan lubang biasa. Itu lubang yang disengaja. Itu iklan. Itu bukan sekedar diperbaiki lagi,” kata Mardi.
“Anak kecil tidak peduli. Orang dewasa juga boleh memilih,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan, kawat JPO berlubang sedikitnya di enam bagian.
Lebar bukaan ini bervariasi dari sentimeter hingga 15 sentimeter.
Saya cukup memperbaiki lubang kawat dengan tali rafia.
Tidak jelas kapan tali itu dipasang, setelah atau sebelum jatuhnya MAG. Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jatiasi, Bekasi. Jembatan inilah yang menjadi tempat jatuhnya korban berinisial MAG (8) di jalan tol pada Minggu (6 Februari 2024). (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI) Setelah membenahi Jasa Marga
Jasa Marga mengakui, sebagian pagar JPO mengalami kerusakan.
Bahkan, pihaknya telah memperbaiki lubang kawat tersebut pada Februari 2024.
Namun sekali lagi, orang-orang yang tidak bertanggung jawab menimbulkan kerugian.
Hal tersebut diungkapkan PT Jasa Marga Metropolitan Toll Road (JMT) melalui Senior Manager JMT Regional Representative Office 1 Alvin Andituat Singarimbun.
“Kerusakan ini kemungkinan besar disebabkan oleh dugaan adanya pemotongan kabel pengaman JPO secara sengaja,” kata Alvin dalam keterangan tertulis, Senin (3/6/2024).
“Perusahaan JMT juga melakukan perbaikan kabel pengaman JPO KM 43 di Tol JORR E pada Februari 2024. Kerusakan pada pemutus arus tersebut diduga disebabkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab di lokasi tersebut,” jelasnya.
Pihaknya kemudian mengajukan banding, meminta warga tidak berjudi di kawasan JPO dan jalan tol.
“Kami mengimbau masyarakat, terutama anak-anak, untuk tidak memasuki ruang jalan (rumija), ruang jaga jalan (luwasha), atau bermain di jembatan tol karena sangat berbahaya,” kata Albin.
Saat ini Jasa Marga sudah kembali memperbaiki jaringan listrik JPO pasca kejadian tersebut.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul: “Bocah Pemburu Tanduk Teror Basri Meninggal Musim Gugur di Kantor Paten Jatiaso, Panik Saat Mendengar Suara”.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJakarta.com/Ferdinad Waskita Suryakahya, Kompas.com/Bahardin Al Farisi, Elwina Lakhmi Puspapetiwi)