Video WNI Buat Geng di Jepang, Kumpul Bawa Bendera dan Sajam, Kini Tiba-tiba Hilang usai Viral

TRIBUUNNEWS.COM – Sebuah video memperlihatkan warga Indonesia (WNI) membuat geng di Jepang. Ini menjadi tren viral di media sosial.

Dari penelusuran Tribunnews.com, video ini awalnya diunggah oleh akun X @Parsonalsecret pada 31 Agustus 2024.

Di awal rekaman terlihat warga Indonesia yang mengendarai sepeda sambil mengibarkan bendera.

Video berlanjut dengan sejumlah warga Indonesia yang tinggal di kawasan Dotonbori, Osaka, Jepang.

Sementara itu di akhir rekaman terlihat ada seseorang yang memperlihatkan senjata tajam berukuran besar.

Selain video tersebut, akun @Parsonalsecret juga mengunggah pesan:

“Meski media Jepang tidak menyinggung masalah ini, masyarakat Indonesia juga membentuk geng di Jepang dan mengadakan pertemuan dengan pisau serta mempublikasikannya.

Sejak kecil Mereka sering bersepeda di Osaka dan tidak menimbulkan insiden besar. Namun ada laporan di Indonesia. Ini akan menjadi masalah cepat atau lambat. Artinya berbeda dengan menyalahkan dalam bahasa Jepang.

Mereka bersatu untuk memblokir wisatawan dan mengintimidasi orang-orang yang mengomentari postingan mereka.

Lebih baik hancurkan sekarang. Apakah Polisi Prefektur Osaka tahu? Saya juga akan menghubungi Polisi Prefektur Osaka.”

Hingga Selasa (8/3/2024), video tersebut telah ditonton lebih dari 8,4 juta kali.

Pengguna X lainnya bergabung dengan tanggapan beragam.

Mereka meminta polisi turun tangan dan membubarkan komplotan Indonesia tersebut.

@perspectives21 menulis: “Saya khawatir jika respons lemah polisi Jepang diketahui, maka akan meledak.”

“Saya orang Indonesia. Dan aku sangat menyesal atas tindakan bodohku. dari rakyatnya

Mereka harus memanggil Yakuza dan mengancam mereka secara langsung. Mereka tidak menghormati polisi dan media masyarakat kita. “Kalau diancam, mereka akan kembali ke Indonesia,” kata akun @dimassrio.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka telah melancarkan penyelidikan terhadap WNI yang membentuk geng di Jepang.

Warga negara Indonesia dalam video tersebut dikabarkan tiba-tiba menghilang setelah viral.

Berdasarkan pantauan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka, serta informasi yang diterima dari komunitas Indonesia/komunitas di Jepang. Saat ini tidak terlihat rombongan WNI seperti terlihat pada video sebelumnya, kata KJRI Osaka kepada kemlu.go.id, Selasa.

Meski menghilang, KJRI Osaka akan terus membuntutinya.

Misalnya saja konten video yang memperlihatkan orang-orang mengacungkan senjata tajam di KBRI Tokyo dan KJRI Osaka. Masih dicari konfirmasi lebih lanjut mengenai kejadian tersebut.

Sekadar informasi, Jepang memiliki peraturan ketat mengenai kepemilikan senjata berskala besar dan pembatasan ketat terhadap membawa senjata tajam di tempat umum, kata KJRI Osaka.

Selain itu, KJRI Osaka akan terus berkoordinasi dengan KBRI Tokyo.

Keduanya akan terus memperluas akses terhadap saran dan dialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat sipil Indonesia. dan agen tenaga kerja serta sejumlah perusahaan yang mempekerjakan WNI di Jepang.

Warga negara Indonesia diminta untuk menaati peraturan dan ketentuan. juga menghormati adat istiadat dan tradisi budaya Jepang

“Setiap pelanggaran mempunyai konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan pelakunya.”

“Pemerintah daerah di Jepang berwenang mengambil tindakan hukum terhadap orang asing yang melanggar perintah dan peraturan di Jepang, seperti peringatan, penyidikan, penahanan bahkan deportasi,” tulis KJRI Osaka.

Terakhir, KJRI Osaka menjamin perlindungan terhadap warga negara Indonesia akan memadai untuk memastikan hak-hak hukum yang melekat pada mereka terlindungi.

Perlindungan hukum tidak dimaksudkan untuk menghilangkan tanggung jawab pidana atau perdata warga negara Indonesia yang bersangkutan.

“Untuk itu, penting bagi seluruh WNI di luar negeri untuk selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara asalnya. serta menghormati budaya dan menjaga ketertiban umum demi nama baik Indonesia,” tulis KJRI Osaka di akhir pernyataan.

(Tribunnews.com/Endra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *