TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Momen pertemuan Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, dengan Imam Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, menjadi momen paling bersejarah.
Rabu (5/9/2024), Paus dan Nasaruddin Umar berjabat tangan saat berpisah usai pesta bersama para pejabat berbagai agama di Masjid Istiqlal Jakarta.
Tak berhenti sampai di situ, Nasaruddin Umar pun terlihat mencium kening Paus Fransiskus. Paus membalasnya dengan mencium tangan Imam Masjid Istiqlal.
Kedekatan kedua tokoh agama tersebut diabadikan dalam foto-foto dan dimuat di berbagai media nasional dan internasional.
Joanes Joko, tenaga ahli pertama Staf Presiden (KSP), menyaksikan dengan takjub Paus Fransiskus dan Nasaruddin Umar berbagi momen yang luar biasa.
Melihat foto itu, saya ingin menangis, kata Joko saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Jumat (6/9/2024). Media asing menampilkan momen sang imam mencium tangan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal dan kembali (News Life Kolase)
Tahukah Anda bahwa Nasaruddin Umar sedang berpuasa persis saat menerima kunjungan Paus Fransiskus?
Hal ini dapat diketahui langsung dari Imam Besar Masjid Istiqlal usai upacara.
Usai kejadian, Nasaruddin Umar memanggil Joko ke kantornya.
“Aku satu mobil denganmu, Ben Ng Balin pergi ke kamarmu.”
Jadi, saya tidak mau minum karena panas, dan tuan rumah tidak minum. Biarkan saya minum dulu, kata Joko.
Silakan minum, minum, saya sedang puasa, jawab Nasaruddin Umar saat itu, menurut Joko.
“Kita puasa Senin Kamis, apalagi kalau orang suci mau datang,” kata Nasaruddin Umar kepada Joko.
Menurut saya, semangat Imam Besar dan semangat Paus Fransiskus luar biasa, kata Joko.
Baginya, kunjungan dan pertemuan Paus Fransiskus dengan Imam Besar Masjid Istiqlal bukan satu-satunya catatan sejarah Indonesia.
“Inilah peran nyata bangsa Indonesia dalam memajukan kebudayaan dunia, budaya penuh perdamaian, budaya penuh toleransi,” tegas Joko.
Ia mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 merupakan kunjungan penting.
Melalui kunjungan Paus, Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang penuh toleransi dan perdamaian.
“Kehadiran Paus merupakan kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia tidak berbeda dengan negara-negara lain di dunia karena berbagai konflik.” Dia berkata.
“Tapi di sini aman; tenang Hubungan saudara kita Muslim dan non-Muslim ini unik,” tegasnya.
Untuk detail selengkapnya, Saksikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Kepala Staf Ahli Kantor Staf Umum (KSP) Joanes Joko.(*)