BERITA TRIBUN.
Insiden itu terjadi saat protes di depan kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem.
Polisi juga menangkap delapan orang selama demonstrasi anti-pemerintah.
Tiga orang terluka, termasuk seorang pria berusia 70 tahun yang mengalami cedera kepala saat penangkapan.
Tekanan terhadap Netanyahu semakin meningkat.
Israel telah diguncang oleh protes anti-pemerintah dalam beberapa hari terakhir.
Para pengunjuk rasa menuntut gencatan senjata dan perjanjian pembebasan tahanan, serta mengadakan pemilihan umum.
Anggota parlemen Likud Israel Nissim Vaturi menyebut para pengunjuk rasa anti-pemerintah sebagai Hamas.
“Hamas mempunyai beberapa cabang, sebuah unit untuk memerangi teroris jahat yang membunuh anak-anak, dan sebuah unit protes,” kata Waturi kepada stasiun radio Kol Brama Israel.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi di perlintasan Gaza-Metodela, lihat foto.
Terjemahan: Pada saat penangkapan yang penuh kekerasan, polisi menjambak rambut wanita tersebut dan menyeretnya pergi. Serang di dekat Ramallah
Tentara Israel menangkap lima warga Palestina dalam penggerebekan di beberapa kota dan desa di wilayah Ramallah dan El-Bireh di Tepi Barat yang diduduki, kantor berita Wafa melaporkan.
Tiga orang, termasuk seorang profesor universitas, ditangkap dari rumah mereka di desa Safa, barat laut Ramallah.
Pasukan Israel juga menangkap seorang pria Palestina yang ditangkap sebulan lalu setelah penggerebekan di rumahnya di Sringani, utara Ramallah.
Orang kelima ditangkap di desa Deir Ibz, sebelah barat Ramallah.
Bentrokan juga terjadi antara pasukan Israel dan warga Palestina di desa Ajuli, sebelah utara Ramallah.
Pasukan Israel menangkap rata-rata 35 warga Palestina setiap hari sejak dimulainya perang.
Pada 1 Juni, lebih dari 9.112 warga Palestina dipenjarakan di penjara Israel.
Jumlah ini hampir dua kali lipat jumlah warga Palestina yang dipenjara pada 1 Oktober.
(Tribunnews.com, Andari Vulan Nugrahani)