TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus meninggalkan Indonesia dan melanjutkan perjalanan apostoliknya ke Papua Nugini pada Jumat (9 Juni 2024).
Paus Fransiskus berangkat ke Papua Nugini dengan pesawat komersil Garuda Indonesia GA7780 pada pukul 10.30 WIB untuk berangkat ke Bandara Port Moresby, Papua Nugini.
Meski meninggalkan Indonesia, pesan kesederhanaan dan cinta Paus Fransiskus tetap melekat di hati masyarakat Indonesia.
Paus Fransiskus telah melakukan tur apostolik ke Indonesia sejak Selasa (9 Maret 2024) lalu.
Selama empat hari berada di Jakarta, Paus Fransiskus menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia, baik umat Katolik maupun masyarakat.
Puluhan ribu warga dari berbagai wilayah Indonesia datang ke Jakarta untuk saling menyapa, berjabat tangan, memohon berkah dan beribadah bersama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Kamis (9 Mei 2024) lalu.
Bahkan, warga masih ramai mendatangi Kedutaan Besar Vatikan di Gambier, Jakarta Pusat, untuk merayakan kepulangan Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus dicintai karena ia menghargai toleransi, harmoni, dan perdamaian.
Setibanya di Indonesia, kedatangannya langsung menyedot perhatian publik karena menolak menikmati fasilitas mewah.
Kesederhanaannya sebagai pemimpin umat Katolik dunia dan kepala negara di Vatikan terlihat dari alat transportasi yang digunakannya.
Apalagi, dia tak segan-segan menggunakan peralatan hotel selama berkunjung.
Ketimbang menggunakan jet pribadi karena menjadi tamu VVIP, Paus Fransiskus memilih naik jet komersial.
Pesawat yang ditumpangi Paus Fransiskus dan rombongan merupakan pesawat komersial Elite Airlines yang kini dioperasikan oleh ITA Airways.
Dikutip di halaman ITA Airways. Aitalia diketahui sering menerbangkan Papa dengan nomor penerbangan AZ4000 atau lebih dikenal dengan Shepherd One. .
Ia hanya mengendarai Toyota Innova Zenix yang dibanderol hanya Rp 430 juta, menurut situs Toyota.
Padahal, mobil tersebut pernah digunakannya saat berkunjung ke Indonesia.
Mobil tersebut tidak antipeluru seperti kendaraan pemerintah lainnya.
Tak sampai disitu saja: Paus Fransiskus menolak duduk di kursi tengah dan memilih duduk di sebelah pengemudi.
Kaul kemiskinan yang dijanjikannya saat memutuskan hidup sebagai pendeta Katolik juga terlihat dari keengganannya tidur di hotel mewah, meski kini ia menjadi Paus dan pemimpin Negat Vatikan.
Paus Fransiskus juga membuka kaca mobilnya dan menyapa warga dengan lambaian tangan dan senyuman selama berada di Indonesia untuk menyapa WNI yang juga antusias berdiri di jalan yang akan dilalui Paus.
Paus Fransiskus mengimbau beberapa warga untuk mendekat, memberkati dan menyapa mereka.
Khusus anak-anak dan ibu hamil pilihan Paus menerima berkah dan anugerah berupa kalung rosario.
Keamanan Paus selama berada di Jakarta juga tidak begitu terasa dibandingkan keamanan para kepala negara yang berkunjung ke negara sahabat.
Selain itu, Paus Fransiskus juga memilih menginap di Kedutaan Besar Vatikan di Indonesia dan tidak ingin menginap di hotel mewah berbintang 5.
Selama di Indonesia, Paus juga sehari-hari menyantap makanan yang disiapkan oleh chefnya yang menemani rombongan ke Jakarta.
Pesan Perdamaian: Paus Fransiskus banyak menyampaikan pesan perdamaian dalam berbagai acaranya di Indonesia.
Paus Fransiskus memuji semboyan Negara Republik Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang mempunyai arti berbeda namun tetap satu.
Hal itu diungkapkan Paus Fransiskus dalam pidatonya di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (9 April 2024).
Paus Fransiskus juga menyerukan pentingnya perdamaian dan harmoni.
Paus juga menekankan perlunya menjaga keseimbangan antara keragaman budaya dan ideologi yang berbeda.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memberikan pesan tentang pentingnya perbedaan.
Paus Fransiskus menyempatkan diri menandatangani buku tamu kenegaraan sebelum menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka.
Artikel ini berisi testimoni, pesan, doa dan harapan untuk Indonesia.
“Menenggelamkan keindahan negeri ini, tempat pertemuan dan dialog antar berbagai budaya dan agama, saya berdoa semoga masyarakat Indonesia semakin bertumbuh dalam keimanan, persaudaraan, dan kasih sayang.
Tuhan memberkati Indonesia!
Saat audiensi dengan para uskup, imam, biarawan dan biarawati, seminaris dan katekis di Gereja Katedral Jakarta, Rabu (9 April 2024), Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk tidak memecah belah dan memprovokasi.
Paus mengaku terkesan dengan ajakan imam yang hadir dalam diskusi tersebut untuk bergandengan tangan.
Ia menegaskan, upaya memecah belah persatuan adalah bagian dari pekerjaan setan.
Paus kemudian mengibaratkan Indonesia seperti ribuan jembatan berbentuk hati yang menyatukan seluruh pulau dan umat saat ia mengunjungi Masjid Istiqlal di Jakarta, Kamis (9 Mei 2024). Paus Fransiskus mengatakan Indonesia mempunyai kekayaan yang sangat kaya.
Ia mengatakan Indonesia kaya dengan tambang emas terbesar di dunia.
Meski begitu, Paus Fransiskus mengatakan kekayaan terbesar bangsa Indonesia adalah keberagaman dan kerukunan.
Paus Fransiskus meminta masyarakat Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman dan kerukunan.
Paus berharap masyarakat Indonesia tidak terjerumus pada fundamentalisme dan kekerasan.
Paus Fransiskus bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menandatangani deklarasi kesepakatan antar umat dalam dokumen kemanusiaan “Deklarasi Istiqlal 2024” atau “Deklarasi Istiqlal” di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). (05/09/2024), melengkapi rangkaian perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia.
Sekitar 87.000 umat Katolik dari seluruh Indonesia menghadiri Misa Kudus di bawah arahan Bapa Suci.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus menyampaikan pesan betapa pentingnya agar masyarakat tidak mudah menyerah dan selalu yakin bahwa dirinya selalu mempunyai kesempatan untuk bangkit setelah mengalami kegagalan.
Paus juga berpesan agar Indonesia tidak pernah bosan mengedepankan keberagaman dan keharmonisan untuk bekerja sama demi kebaikan masyarakat.
Paus Fransiskus menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Pertama, Paus Fransiskus mengucapkan terima kasih kepada para biarawan dan biarawati serta relawan yang turut serta menyambut kedatangannya di Indonesia.
Paus Fransiskus juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi, pejabat sipil, dan aparat keamanan yang telah mengurus segala kebutuhan kunjungannya ke Indonesia.
Paus Fransiskus tak lupa berdoa agar seluruh masyarakat Indonesia mendapat keberkahan dari Tuhan.
Dan bisa tumbuh dalam kedamaian dan kasih persaudaraan.(*)