VIDEO Kata Polisi Soal Isu Pegi Korban Salah Tangkap: Insya Allah Tidak Salah Tangkap

Tribun News.com, Batavia – Polisi memastikan Peggy Setiawan salah ditangkap dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Sebelumnya, banyak yang masih meragukan kalau orang yang ditangkap bukanlah pembunuh sebenarnya.

Akun penggunaan Peggy sebagai utusan juga muncul di media sosial.

Veena dan Eki meninggal pada tahun 2016 setelah diserang sekelompok orang.

“(Penangkapan) ditangkap malam hari di Bandung, bernama Peggy Setiawan,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Surawan saat dihubungi, Rabu (22/5/2024).

Peggy ditangkap pada Selasa (21/5/2024) malam di Bandung, Jawa Barat.

Lantas, siapakah Peggy yang ditangkap karena pembunuhan?

Ada banyak versi mengenai gambar Pegi.

Ketua RT setempat mengatakan Peggy berasal dari keluarga miskin.

Karena itu, pihak desa membantu keluarga Peggy.

Sementara itu, Kepala Desa Kepompongan RT juga mengatakan, ada 5 nama Pegi di desanya, salah satunya ditangkap polisi.

Namun, polisi yakin tidak ada kesalahan dalam menangkap Bina karena terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Berikut rangkuman pernyataan para Ketua RT dan Ibu Kota serta Puri mengenai sosok Peggy.

Polisi yakin tidak ada kesalahan dalam penangkapan tersebut, Kasat Reskrim Polres Cirebon AKP Angie Iko Prasetyo mengatakan, pihaknya yakin tidak ada kesalahan dalam penangkapan Peggy Setiawan.

“Saya temukan tidak ada salah tangkap, Insya Allah tidak ada salah tangkap,” kata Angie, Kamis (23/5/2024).

Angie pun membenarkan fakta baru terungkap usai pemeriksaan.

Termasuk informasi peninjauan serupa ke rumah nenek Peggy Setiawan pada tahun 2016 lalu.

“Selain informasi bahwa rumah ini pernah diperiksa pada tahun 2016, nanti akan dilaporkan ke tim humas,” kata Angie.

“Sejak data sepeda motor P ditempati pada tahun 2016,” imbuhnya.

Angie menegaskan, proses penyidikan merupakan bagian dari upaya penyidikan.

“Kami tentu memohon doa masyarakat apakah penangkapan ini akan mengungkap dugaan kesalahan penangkapan,” kata Angie.

“Polisi bekerja sesuai SOP yang berlaku, kami bekerja dan mohon doanya,” imbuhnya.

Ibu Peggy: Meski dipaksa, dia tidak mengaku Sementara itu, ibu Peggy, Kartini (48), mengunjungi putranya di Polda Jabar sehari setelah penangkapannya.

Kartini tak kuasa menahan emosinya saat bertemu Peggy.

Kartini memberikan pesan penyemangat kepada Peggy agar tetap pada pendiriannya.

“Kemarin mereka menemukan anak kandung saya Peggy Setiawan setelah mendapat pesan dari Bu Yanti (wali sekaligus pengacara Peggy) bahwa anak saya ditangkap polisi,” kata Kartini saat ditemui di kantor pengacara Peggy di Desa Kepongpongan, Desa Talun. Kabupaten Cirebon, Kamis (23/5/2024) malam.

Istri Rudy, Kartini (55), mengingatkan Peggy untuk menceritakan pengalamannya yang sebenarnya.

“Kalau tidak, meski terpaksa mengambilnya kembali, jangan katakan itu. Sekalipun wajahmu cacat atau kamu akan mati,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Peggy pun meminta maaf sebesar-besarnya kepada Kartinos dan khawatir dirinya tidak akan hadir pada pertemuan terakhir mereka.

“Jika Peggy meminta maaf, ini adalah akhir dari kesepakatan.”

“Peggy meminta maaf kepada ibu dan ayah,” Peggy terdorong untuk berkata kepada Kartini.

Peggy merasa dirinya hanya menjadi korban kepentingan pihak tertentu.

“Peggy akan dikorbankan demi kekuatan besar. Peggy tidak berbuat apa-apa. Kalaupun Peggy mati, Peggy akan mati syahid,” kata Peggy kepada Kartini.

Kartini juga menegaskan, Peggy tidak berada di Cerebon saat pembunuhan tragis Aki dan Vina terjadi pada 2016.

“Pada 27 Agustus 2016, Peggy sedang berada di Bandung dan Peggy sudah bekerja sebagai kuli bangunan di Cirebon saat kejadian,” ujarnya.

Menurut Kartini, Peggy mulai bekerja di Bandung tiga bulan sebelum pembunuhan dan kembali ke Cirebon tepat empat bulan kemudian pada Desember 2016.

Petugas RT: Peggy Tak Dikenal Menurut Ketua RT 2/3, sosok Blok Simaja, Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Ariz Lesmana, sosok Peggy alias Perong sepertinya sudah dikenal luas. dari penduduk desa.

Peggy disebut-sebut jarang bersosialisasi dan kerap bermain di luar desa.

Saat diwawancarai awak media, Kamis (23/5/2024), Aries berkata, “Entah dia sering pulang atau tidak. Terakhir kali saya melihatnya kemarin saat Idul Fitri.”

Aries menuturkan, Peggy jarang berkumpul dengan teman-temannya dan hanya menyapa tanpa mengetahui kalau itu adalah ketua RT.

Sebuah foto lama diyakini memperlihatkan momen kebersamaan Veena, Aki dan Peggy (tribunnews.com) “Orang tua Peggy tidak pernah mengeluh tentang anaknya,” ujarnya.

Foto dan pesan Peggy yang memperlihatkan rumahnya menjadi viral di media sosial.

Namun Aries mengaku belum mengenal Peggy secara pribadi.

“Ayah Peggy bernama Rudy dan ibu bernama Kartini,” ujarnya.

Sementara itu, warga Masnia, 55 tahun, mengatakan Peggy sudah tinggal bersama neneknya sejak kecil.

“Iya, Peggy sudah tinggal di sini sejak dulu (kecil) di sini, setiap hari Peggy bekerja sebagai teknisi bangunan,” kata Masnia.

Menurutnya, sudah lima hari Peggy meninggalkan rumah.

Saat itu, Peggy Cerebon meninggalkan Bandung untuk ikut ayahnya bekerja.

Katanya, “Peggy ke Bandung selama 5 hari setelah ayahnya.”

Masnia menuturkan, sudah lama sekali ia tidak melihat Peggy beraktivitas di dalam rumah.

Pasalnya, Peggy jarang bersosialisasi dan ibu tunggalnya kerap mengikuti kegiatan membaca.

“Terakhir kali aku melihatmu di sini, aku tidak mengerti, karena aku jarang bertemu Peggy. Tapi ibuku ingin bicara denganku,” ujarnya.

Masnia pun mengetahui Peggy dikurung polisi kemarin.

Polisi tiba pada Rabu (22/5/2024) di rumah nenek Peggy alias Perong di Blok Simaja, Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kerajaan Cirebon.

Kepala Desa: Kami bingung dengan keluarga Peggy Setiawan alias Perong yang baru-baru ini ditangkap polisi dalam kasus pembunuhan di Bina dan Eki, keluarga tersebut diketahui miskin dan sering menerima bansos. .

Kepala Desa Kepompongan Wawan Setyawan mengatakan, penderitaan keluarga Pegi dan penangkapan mereka sangat mengagetkan masyarakat setempat.

“Iya betul kemarin ada penyidikan (oleh polisi di rumah nenek Peggy), tapi kami tidak tahu (kedatangannya). Ada penyerangan mendadak, kejadian ini berujung pada penyidikan (Vina dan Aki) .. kata Wawan saat ditemui di kantornya, Kamis (23/5/2024).

Ia mengungkapkan, keluarga Pegi yang diasuh oleh Rudi dan Kartini ini dikenal sebagai keluarga miskin dan kerap mendapat bantuan dari pemerintah desa.

“Kami melihat situasi keluarga Peggy dan kami tahu mereka adalah masyarakat miskin. Makanya kami siapkan dua kali dalam program Rutilahu, dukungan PKH dan dukungan lainnya, karena itu,” ujarnya.

Meski Peggy dikabarkan merupakan warga Desa Kepompongan, Wawan menambahkan, Peggy sendiri tidak jarang dikenal masyarakat setempat karena sebagian besar tinggal di Kota Cirebon.

“Masyarakat tidak mengenal Peggy karena dia adalah orang yang belum pernah tinggal di Desa Kepompongan, jadi di luar, khususnya di Kota Cirebon, karena rumah Peggy juga terhubung dengan wilayah kota,” ujarnya.

Namun fakta bahwa Desa Kepompongan memiliki lima nama Pegi membuat keadaan semakin membingungkan.

“Aneh kita bingung Peggy punya nama di desa Kepongpongan itu sendiri. Sedangkan Peggy yang ditangkap kemarin, kesehariannya di kota, jarang di pergaulan desa,” ujarnya.

“Iya, Peggy yang ditangkap memang tidak dikenal masyarakat, tapi Peggy yang lain sering dikenal masyarakat,” ujarnya.

Wawan juga menambahkan, masyarakat desa menunggu kabar penangkapan Peggy.

“Beneran, Insya Allah kalau ditanya ke saya soal kabar penangkapan Peggy,” ucapnya.

Penggeledahan Rumah Nenek Peggy AKP Angi Iko Prasetyo mengatakan polisi mendatangi rumah Perong, nenek Peggy lainnya.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari proses penelitian.

Pemeriksaan dimulai pada pukul 13.30 WIB dan berlangsung sekitar tiga jam hingga berakhir pada pukul 16.30 WIB.

“Dapat kami sampaikan pada hari ini, Rabu (22/5/2024), kami Kapolda Jabar dan jajaran pimpinan umum Polresta Cirebon bersama-sama melakukan penyidikan yakni penyidikan,” kata AKP Anggi.

Menurut dia, penggeledahan di rumah terdakwa atas nama P dilakukan untuk mencari bukti-bukti yang dapat membantu proses penyidikan yang sedang berlangsung.

Namun, dia menegaskan, informasi lebih detail mengenai hasil survei tersebut belum bisa diungkapkan kepada publik.

“Karena sifat penyelidikannya, kami menyayangkan tidak bisa kami bagikan, tentunya jika rinciannya dianggap bisa dibagikan ke publik, kami akan membagikan laporan publiknya,” ujarnya.

Saat penggeledahan, petugas menemukan tiga orang di dalam rumah yang merupakan anggota keluarga dan beberapa orang saksi.

“Di dalam (kami temukan) tiga orang, tentu anggota keluarga dan saksinya banyak,” ujarnya.

Penemuan ini diharapkan bisa mengungkap lebih banyak soal pembunuhan Vina dan Eki. dan memberikan keadilan kepada keluarga korban.

Kabid Humas Polda Jabar Kompol Jules Abraham Ebast mengatakan Peggy alias Perong ditangkap sekitar pukul 18.23 WIB di Jalan Kopo Bandung, Jawa Barat.

Saat itu, Peggy sedang mudik saat sedang bekerja sebagai kuli bangunan.

Menurut Jules, Peggy selalu berpindah tempat sehingga sulit melacak keberadaannya.

Peggy pindah dari Cirebon ke Bandung.

“Lokasi termasuk Cirebon dan Bandung sebaiknya dipindahkan,” kata Julius.

Julius mengungkapkan bahwa Peggy menggunakan nama lain saat dia dalam pelarian. Di tempat kerja, Peggy Robbie menyebutkan namanya.

“Dia mengganti namanya. Dia mengganti namanya menjadi pekerja (tukang bangunan) dan namanya Robbie,” jelas Jules. Jaringan Tribune/eki/sar/wly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *