TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Banjir lahar dingin melanda wilayah Sumatera Barat (Sumbar) pada Sabtu sore (11/5/2024).
Empat kabupaten/kota yang terkena dampak sangat parah akibat kejadian ini yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariyaman.
Kejadian ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di kawasan hulu Gunung Marapi.
Kepala BNPB Letjen T.N.I. Suharyanto mengatakan, korban jiwa akibat bencana sejak Selasa (14/5/2024) tercatat sebanyak 50 orang.
Sementara itu, 27 orang dianggap hilang, 37 orang luka-luka, dan 3.396 orang terpaksa meninggalkan posisinya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Sumbar, hujan sedang hingga lebat masih mungkin terjadi pada pekan depan atau 22 Mei 2024.
Misalnya saja di Jorong Tiga Batua, kawasan Limo Kawm, banyak rumah yang rata dengan tanah. Air masih mengalir deras di depan rumah.
Pada hari ketiga pascabencana, Selasa (14/5/2024), seluruh cat rumah tampak sama, hitam kotor akibat lumpur banjir.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendi mengatakan, korban jiwa pada bencana ini cukup tinggi dibandingkan bencana serupa sebelumnya.
Solusi permanen penanganan banjir bandang akibat lahar dingin Gunung Merapi di Sumbar diusulkan pemerintah.
Menurut Muhajir, keluarnya lahar dingin Gunung Marapi bisa diprediksi karena terjadi banjir pasca erupsi.
Diberitakan pula, pada hari ketiga pascabanjir bandang yang melanda Simpang Manunggal, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, Selasa (14/5/2024), akses jalan Batusangkar-Padang-Panjang masih belum bisa dilalui.
Warga masih bergotong royong menghilangkan material banjir yang berdampak pada banyak bangunan di Simpang Manungal.
Pantauan TribunPadang.com, warga masih sibuk menjangkau lokasi kejadian untuk membantu warga terdampak saat tim gabungan tiba di lokasi bencana banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabua, Kecamatan Kanduang, Kabupaten Agam.
Momen tersebut terjadi saat warga dan polisi sedang melakukan proses pembersihan material dan pencarian korban sekitar pukul 15.00 WIB pada Selasa (14/05/2024).
Pantauan TribunPadang.com di lapangan, warga terlihat mengungsi karena mendapat informasi debit air dari atas kembali deras.
Polisi bersorak dan menyuruh kelompok tersebut serta orang lain untuk menjauh dari sungai.
Selain itu, akibat cuaca buruk, petir juga menyambar salah satu tiang listrik di dekat Surau Kasyak An Noor.
Usai sambaran petir, salah satu warga berteriak agar masyarakat pergi dan mengingatkan polisi untuk berhenti bekerja.
Sementara itu TribunPadang.com mengikuti proses pembersihan stadion hingga pukul 16.00 WIB hingga pencarian korban dihentikan sementara.
Beberapa petugas polisi dan warga masih terlihat di lokasi jatuhnya pesawat, namun jauh dari sungai.
Selain itu, aliran air di kawasan Nagari Bukik Batabua masih terlihat normal.(*)