TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video muncul di media sosial yang memperlihatkan keceriaan anak-anak Palestina di Jalur Gaza memasak mie instan bersama.
Video tersebut diunggah ke akun Instagram @Hamadshoo atau Hamada Shaqoura, blogger ternama banjir Gaza.
“Sederhana tapi enak, mie Indomie,” begitulah keterangan videonya.
Video diawali dengan adegan Shaqoura membuat perapian sederhana untuk memasak Indomie. Sebuah panci besar diletakkan di atas perapian.
Lalu dia mengisi satu galon air ke dalam panci dan merebusnya.
Anak-anak kemudian berkumpul dan membuka bungkusan Indomie bersama-sama.
Tak seperti biasanya, puluhan bungkus Indomie dimasak dalam panci besar.
Gunakan sendok kayu besar untuk mengaduk. Saking besarnya, sendok tersebut sekilas tampak seperti dayung perahu. Banyak anak yang berkesempatan meracik Indomie.
Saat mie instan sudah matang, anak-anak berteriak kegirangan. Mereka datang untuk mengambil sepiring Indomie.
Mereka tampak senang menyukai Indomie. Bahkan ada yang mengacungkan jempolnya.
“Ini adalah kolaborasi yang Anda tunggu-tunggu. Saya telah bergabung dengan beberapa koki terbaik di dunia!” Shaqoura memberi caption pada videonya.
“Saya mengunjungi kamp pengungsi Mawasi ketika para koki muda ingin memasak bersama saya. Tentu saja saya menjawab ya!
Ia mengatakan bahwa memasak adalah suatu kesenangan, meski hanya makanan sederhana.
“Indomie, seleraku!” dia berkata.
Anda dapat menyaksikan videonya melalui tautan ini. Ribuan truk bantuan terlibat
Ribuan truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza kini terjebak di perlintasan Rafah di sisi Mesir.
Truk tidak dapat memasuki Gaza karena penyeberangan Rafah tetap ditutup.
“Lebih dari 2.000 truk berisi bantuan kemanusiaan dan barang komersial kini menunggu di Mesir dan siap memasuki Gaza,” kata Direktur Jenderal Perlindungan Warga Sipil dan Operasi Bantuan Kemanusiaan Eropa, Selasa (11 Juni 2024) melalui jejaring sosial X. .
“Karena operasi militer [Israel], penyeberangan Rafah tetap ditutup.”
Uni Eropa kemudian menyerukan pendekatan bantuan kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan.
Manajemen juga memposting video pendek di X yang menunjukkan banyak truk bantuan berbaris di jalur kereta Rafah sisi Mesir.
Penyeberangan tersebut telah berada di bawah kendali tentara Israel sejak 7 Mei.
Sebelumnya, tentara Israel diam-diam menggunakan truk untuk memasuki kamp pengungsi Nuseriat.
Setelah memasuki kamp, mereka membunuh sekitar 274 warga Palestina dan melukai hampir 700 lainnya sebelum membebaskan empat sandera Israel.
Masyarakat Palang Merah Palestina (PRCS) mengutuk tindakan Israel.
Kelompok tersebut mengatakan penggunaan truk untuk memasuki kamp menempatkan pekerja bantuan dalam bahaya.
“Pasukan pendudukan menipu rakyat dengan menyamar sebagai bantuan yang sangat dibutuhkan warga sipil di tengah penderitaan mereka akibat kekurangan makanan,” kata PRCS dalam sebuah pernyataan.
“Ini membahayakan keselamatan tim penyelamat.”
Juru bicara PRCS Nebal Farsakh mengatakan insiden seperti itu dapat menimbulkan kecurigaan terhadap pekerja bantuan.
(Berita Tribune/Februari)