TRIBUNNEWS.COM – Di Venezuela, ribuan orang berdemonstrasi memprotes hasil pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Presiden petahana Nicolás Maduro.
Pengumuman tersebut memperpanjang masa jabatan enam tahun ketiga Maduro sebagai presiden Venezuela mulai Maret 2013.
Ia adalah penerus pemimpin otoriter Hugo Chávez, yang mendirikan Partai Persatuan Sosialis Venezuela (PSUV) dan cabang populis sayap kirinya, Chavismo.
Sementara itu, Edmundo Gonzalez dan pemimpin oposisi Maria Corina Machado mengaku punya alasan untuk menggugat hasil pemilu presiden.
Kami memiliki lembar penghitungan suara yang menunjukkan klasifikasi yang tak terbantahkan dan kemenangan matematis,” kata Edmundo González disambut sorak-sorai puluhan pendukungnya, Senin (29/7) di markas kampanye di ibu kota Caracas /2024. , dikutip AP. Kerusuhan di Venezuela
Ribuan orang melakukan protes selama beberapa jam setelah Presiden Maduro dinyatakan sebagai pemenang pada Minggu (28/07/2024).
Demonstrasi awalnya berlangsung damai, namun situasi berubah kacau karena puluhan polisi anti huru hara menghadang para demonstran.
Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa, yang membalas dengan tabung dan benda lainnya.
“Kami bosan dengan ini, kami ingin kebebasan, kami ingin anak-anak kami bebas,” kata pengemudi ojek Fernando Mejia kepada Reuters pada rapat umum di Marrakesh pada hari Senin.
Lebih dari 100 demonstrasi diadakan di kota-kota kemarin, termasuk di dekat istana presiden di Caracas dan di beberapa kantor pemilihan umum.
Setidaknya dua orang tewas sehubungan dengan penghitungan suara atau protes, satu di negara bagian perbatasan Tachira semalam dan satu lagi di Marakeh pada hari Senin.
Para pengunjuk rasa yang menentang kemenangan Presiden Maduro juga merobohkan patung mantan presiden dan pendahulu Maduro, Hugo Chavez di negara bagian Falcon.
Mereka juga merobohkan poster pemilu Presiden Maduro, ABC Net melaporkan. Presiden Venezuela Nicolas Maduro (Arianna Cubillos/AP) Dewan Pemilihan Nasional telah menunda rilis hasil pemilihan presiden karena pengunjuk rasa mempertanyakan kemenangan Presiden Maduro.
Dewan Pemilihan Nasional Venezuela mengumumkan hasil pemilu di negara Amerika Selatan itu pada Minggu tengah malam.
Presiden Maduro dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden setelah meraih 51 persen suara, mengalahkan kandidat oposisi utama, Edmundo Gonzalez, yang memperoleh 44 persen suara.
Namun, dewan tersebut tidak segera merilis hasil pemungutan suara dari 30.000 TPS di Venezuela.
Lambatnya respon Dewan Pemilihan Republik tidak memungkinkan pihak oposisi untuk menggugat hasil pemilihan presiden.
Partai besutan Edmundo Gonzalez mengklaim memenangi pemilu presiden dengan perolehan suara 73,2 persen.
Namun lembaga survei independen menyebut hasil tersebut tidak meyakinkan.
Pada saat yang sama, para pemimpin oposisi dan pengamat asing menuntut pejabat pemilu mempublikasikan hasil penghitungan suara.
(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanthi)