TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Posisi utang pemerintah mencapai Rp8.560,35 triliun pada akhir Oktober 2024 atau Rp8,3 triliun pada akhir September 2024. .
Berdasarkan rilis laporan APBN Kementerian Keuangan (Kemengkeu) November 2024, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,66 persen.
Indikator ini meningkat dari rasio utang terhadap PDB pada bulan lalu sebesar 38,55 persen.
Undang-Undang Nomor Tahun 2023 tentang Keuangan Negara. Hingga 17, Kementerian Keuangan menyatakan rasio utang yang tercatat pada akhir Oktober 2024 berada di bawah batas aman sebesar 60 persen terhadap PDB.
“Pemerintah akan mengelola utang secara hati-hati dan terukur untuk mencapai portofolio kredit yang optimal dan mendukung pengembangan pasar keuangan dalam negeri,” tulis Kementerian Keuangan dalam laporan APBN yang dikutip Rabu (27/11).
Selain itu, pemerintah memprioritaskan pembelian utang jangka menengah dan panjang serta aktif mengelola portofolio utang.
Pada akhir Oktober 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah dinilai sangat aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (MAM) sebesar 8,02 tahun.
Porsi utang pemerintah pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 88,21 persen.
Hingga akhir Oktober 2024, penerbitan SBN tercatat sebesar Rp7.550,70 triliun. Penerbitan ini terbagi menjadi SBN Dalam Negeri dan SBN Valas (Devisa).
Laporan tersebut mencatat SBN dalam negeri sebesar Rp6.606,68 triliun yang terbagi atas Obligasi Negara (SUN) Rp5.104,38 triliun dan Obligasi Syariah Negara (SBSN) Rp1.502,30 triliun.
Sedangkan SBN valas yang terdaftar Rp 944,02 triliun dengan rincian SUN Rp 912,61 triliun dan SPSN Rp 31,41 triliun.
Kementerian Keuangan menjelaskan utang pemerintah menyumbang 11,79 persen dari total utang pemerintah sebesar Rp 1.009,66 triliun pada akhir Oktober 2024.
Pinjaman tersebut terbagi dalam dua kategori, pinjaman dalam negeri sebesar Rp42,25 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp967,41 triliun.
Data pinjaman luar negeri: pinjaman bilateral Rp 263,33 triliun, pinjaman multilateral Rp 571,47 triliun, dan pinjaman bank umum Rp 132,61 triliun.
Laporan Koresponden: Dendy Siswanto | Sumber: Uang