Utang Israel Bengkak 67 Miliar Dolar AS, Kabinet Benjamin Netanyahu Diambang Kehancuran

Reporter Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti melaporkan

BERITA TRIBUN.

Defisit meningkat menjadi 137,7 miliar shekel, sekitar $67 miliar PDB pada akhir April, menurut organisasi keuangan Israel, Globes.

Peningkatan anggaran perang ini disebabkan oleh pembelian peralatan dan perlengkapan tempur yang terus menerus dilakukan oleh tentara Israel, serta mobilisasi tentara cadangan untuk dikirim ke Gaza melawan serangan agresif Hamas.

Meskipun langkah tersebut dapat meningkatkan pertahanan Israel terhadap militan Hamas di Gaza, peningkatan belanja pertahanan terjadi pada saat pendapatan Israel anjlok karena pembayaran pajak yang lebih rendah dan berkurangnya aktivitas ekspor dan impor.

“Kerugian pertahanan dan kerugian sipil yang mencapai ratusan miliar syikal merupakan beban berat.” Ketika devaluasi syikal berlebihan terus berlanjut, premi risiko negara meningkat, dan tentu saja devaluasi menyebabkan kenaikan harga,” jelas Kepala Bank Sentral Israel, Amir Yaron, seperti dikutip Al Mayadin.

Belum jelas kapan perekonomian Israel akan pulih, namun bank sentral mencatat bahwa total pengeluaran pemerintahan Netanyahu akan meningkat menjadi NIS 250 miliar, atau US$67,4 miliar, pada tahun 2025.

“Tidak diragukan lagi, belanja yang lebih besar diperlukan karena perekonomian membutuhkan keamanan dan keamanan membutuhkan perekonomian. Namun, penting untuk ditekankan. Netanyahu tidak bisa secara terbuka membahas masalah belanja keamanan, ia harus menemukan keseimbangan yang tepat di antara keduanya,” tambah Yaron.

Jika perekonomian Israel terus menghadapi kendala, maka perekonomian Israel bisa terancam kolaps.

Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Israel akan melambat secara signifikan sehingga menyebabkan penurunan PDB sebesar 3 persen pada tahun 2024.

Sementara itu, akibat perekonomian Israel yang semakin suram, lembaga pemeringkat keuangan global Moody’s menurunkan prospek utang Israel menjadi “negatif” karena “meningkatnya risiko” perang skala penuh antara militer Israel dan Hamas serta kelompok militan Lebanon Hizbullah. . Menjual utang Israel

Setelah perekonomian negara itu runtuh, pemerintah Israel mengumumkan rencana untuk menjual obligasi internasional atau surat utang senilai $4 miliar hingga $6 miliar.

“Israel sedang bersiap untuk menjual obligasi internasional pertamanya dalam waktu dekat untuk membiayai kampanye genosida di Gaza dan mempengaruhi pasar domestiknya,” jelas seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Menurut sumber tersebut, surat utang yang akan dijual Israel adalah obligasi jangka pendek dengan guide spread 160 basis poin terhadap Departemen Keuangan AS.

Tidak hanya itu, Israel juga menerbitkan serangkaian obligasi bertenor 10 tahun dengan tingkat 175 basis poin, sedangkan obligasi bertenor 30 tahun akan diperdagangkan dengan tingkat 205 basis poin terhadap Departemen Keuangan AS.

Meski penjualan obligasi tersebut akan segera membawa perekonomian Israel ke zona aman, namun cara ini bisa menghasilkan keuntungan sekitar 5,8 persen bagi negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *