TRIBUNNEWS.COM – Momen Perjamuan Kudus membuat Ustaz Yusuf Mansur terharu.
Ia mengapresiasi para dermawan yang telah menitipkan hewan kurban untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an yang ia kelola.
Ratusan ekor kambing disita dari Grab, ratusan ekor kambing dan puluhan sapi dari BPKH, serta 119 hewan kurban dari jaringan usaha kuliner.
Kemudian 700 ekor kambing dan domba dititipkan donatur melalui Daarul Quran. Total ada seribu lebih hewan kurban.
Belum lagi di cabang Daqu dan mulai dari situ pemotongannya langsung di cabang. Masya Allah, Insya Allah jumlahnya tidak perkiraan,” tulis Yusuf Mansur di Instagramnya.
“Saya dan kami di Daqu PPPA sungguh terharu. Iman beliau masih besar. Izin Allah. Terima kasih atas doanya. Kita doakan bersama,” sambungnya.
Keluarga besar santri yang tinggal di kawasan Darul Korán dan wali santri pun mengucapkan terima kasih atas peran serta banyak pihak yang terlibat dalam kegiatan kurban.
Terima kasih juga kepada BPKH dan jemaah yang sabar seperti Mas Sendi yang telah berkontribusi melalui program BPKH.
Sebanyak 13 ekor sapi dan 113 ekor kambing disembelih tahun ini. Daging kurban sebagian besar dibagikan di berbagai wilayah di Pulau Jawa Barat.
Kami berharap daging kurban juga dapat dinikmati oleh mereka yang jarang berkesempatan makan daging, sehingga setiap orang yang berkurban mendapat pahala dan rezeki halal dari Allah SWT.
Pembagian hewan kurban dilakukan tidak hanya di satu tempat saja melainkan di tempat berbeda seperti Alquran Purwakarta dan Wanayasa.
Meskipun terjadi fluktuasi jumlah hewan kurban dari tahun ke tahun, namun kesediaan berkurban stabil dan meningkat.
Misalnya, sembilan ekor sapi dan beberapa ekor kambing disembelih di Purwakarta dan Wanayasa tahun ini.
Jika dihitung total, jumlah hewan kurban yang disumbangkan oleh berbagai pihak, termasuk Rumah Tahfidz, bisa melebihi 1.000 ekor.
“Hal ini menunjukkan kuatnya pengaruh agama terhadap perekonomian, total nilai transaksinya bisa mencapai 100 triliun rupiah di seluruh Indonesia. Belum lagi efek spin-off seperti pembelian bumbu dapur yang turut berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat” – tegas Yusuf. Mansur.