UPDATE: BNPB Ralat Data Korban Meninggal Akibat Galodo di Sumatera Barat Jadi 61 Orang

Laporan reporter Tribunnews.com Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengoreksi data korban meninggal dunia akibat banjir lahar hujan atau galodo pada Sabtu (18/5/2024).

Pusdalops BNPB sebelumnya mengumumkan jumlah korban meninggal pada Kamis (16/5/2024) pukul 17.00 WIB sebanyak 67 orang.

Namun data terakhir menunjukkan total ada 61 orang yang kehilangan nyawa.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, angka terbaru tersebut diperoleh setelah Pusdalop BNPB bersama posko provinsi dan kabupaten/kota terdampak melakukan inventarisasi data by name for address (BNBA). yaitu Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar.

Akibatnya terjadi duplikasi pencatatan data korban antar kabupaten/kota terdampak, kata Abdul Muhari dalam siaran pers BNPB, Sabtu (18/5/2024).

Korban meninggal dunia sebanyak 61 orang, terdiri dari warga Kabupaten Tanah Datar yang meninggal dunia sebanyak 29 orang dan lima orang lainnya belum diketahui identitasnya, Kabupaten Agam 22 orang, Kota Padang Panjang dua orang, Kota Padang dua orang, dan Kota Padang satu orang. Kabupaten Pariaman.

Berdasarkan data terkini, 14 orang dilaporkan hilang.

Dari jumlah tersebut, 13 orang dilaporkan hilang di Kabupaten Tanah Datar dan satu orang dilaporkan hilang di Kabupaten Agam.

Operasi pencarian dan penyelamatan para korban yang dilaporkan hilang terus berlanjut hingga saat ini.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., mengatakan proses pencarian dan penyelamatan akan dilakukan hingga keluarga korban merasa cukup.

“Waktu emas pencarian dan penyelamatan sesuai SOP dibatasi tujuh hari setelah kejadian, namun kami akan menanyakan ahli waris yang anggota keluarganya hilang,” ujarnya.

Jika masih berharap keluarganya ditemukan, BNPB akan mengkoordinasikan pencarian lebih lanjut dibantu tim gabungan dalam beberapa hari mendatang, lanjutnya.

Pemerintah juga memperluas pengoperasian Teknologi Modifikasi Air (TMC) dalam upaya mempercepat penanganan darurat bencana banjir lahar yang melanda lima kabupaten dan kota di Sumbar.

Operasi yang berlangsung sejak Rabu (15/5/2024) itu diputuskan diperpanjang hingga Jumat (24/5/2024).

Perluasan tersebut dilakukan mengingat masih terdapat potensi banjir lahar baru dengan volume yang lebih besar menyusul laporan cuaca yang diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Pada hari keempat pengoperasian TMC, Sabtu (18/5/2024), dilakukan 10 kali penerbangan dengan total bibit bahan NaCl sebanyak 10 ton.

Hasil TMC menunjukkan curah hujan ringan hingga sedang terjadi di wilayah Sumbar bagian utara dan selatan dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 40 mm.

Daerah penanaman cenderung menerima curah hujan ringan hingga sedang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *