Koresponden Tribunnews.com Namira Unia melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Negara-negara Uni Eropa (UE) pada Sabtu (10/5/2024) sepakat untuk mengenakan pajak yang signifikan terhadap impor kendaraan listrik dari China.
Tarif pajak yang dikenakan pemerintah UE terhadap impor mobil Tiongkok berkisar antara 10 persen dan 45 persen, berlaku untuk lima tahun ke depan, seperti dikutip oleh BBC International.
Kebijakan keras yang diterapkan UE bertujuan untuk melindungi industri otomotif Eropa dari praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan Tiongkok, menyusul besarnya subsidi pemerintah Tiongkok untuk mobil mereka.
Selama dua dekade terakhir, industri otomotif Tiongkok, seperti BYD, SAIC dan Galley, telah berkembang pesat ke pasar internasional, meningkatkan kekhawatiran di antara negara-negara Uni Eropa bahwa perusahaan mereka tidak akan mampu bersaing dengan harga yang lebih rendah
Alhasil, pada Agustus tahun ini, registrasi mobil listrik baterai di Uni Eropa mengalami penurunan sebesar 43,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Masyarakat Produsen dan Pedagang Motor (SMMT) mengatakan perusahaan memiliki kekhawatiran serius bahwa pasar tidak tumbuh cukup cepat untuk memenuhi targetnya.
Para eksekutif di beberapa produsen mobil, termasuk BMW, Ford dan Nissan, bahkan mengatakan bahwa industri tersebut tidak mungkin memenuhi target penjualannya karena sejumlah faktor, termasuk biaya energi dan material serta meningkatnya minat terhadap produk otomotif. . Artinya mobil listrik tetap mahal dan konsumen enggan berinvestasi.
Khawatir bahwa ancaman ini akan semakin merusak penjualan mobil listrik domestik di UE, sebagian besar negara Eropa memutuskan untuk mengenakan tarif pajak UE yang lebih tinggi untuk melindungi industri otomotif mereka dan mengurangi ketergantungan mereka pada Tiongkok. Tarif pajak memicu perpecahan suara
Meskipun kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi produsen lokal, banyak pihak yang khawatir pajak tersebut akan menaikkan harga kendaraan listrik bagi konsumen. Hingga keputusan ini memecah pendapat negara-negara anggota Uni Eropa.
Dalam pemungutan suara hari Jumat, 10 anggota UE dilaporkan mendukung tarif pajak, sementara lima orang menentang, dan 12 orang abstain. Daftar negara yang menolak kebijakan perpajakan antara lain Prancis, Yunani, Italia, Polandia, dan Jerman.
Produsen mobil Jerman telah melakukan protes, dan Volkswagen mengatakan tarif tersebut adalah pendekatan yang salah.
Serikat industri utama Jerman, BDI, juga melakukan intervensi, menyerukan UE dan Tiongkok untuk melanjutkan perundingan perdagangan mengenai tarif guna menghindari peningkatan ketegangan perdagangan.