Uni Eropa Kutuk Aksi Keji Ekstremis Israel yang Rusak Truk Bantuan ke Jalur Gaza

TRIBUNNEWS.COM – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell menuntut agar Israel melakukan sesuatu terhadap pemukim ekstremis Israel yang menyerang konvoi bantuan kemanusiaan dalam perjalanan ke Jalur Gaza untuk rakyat Palestina.

Sejak serangan Israel ke Rafah pada 6 Mei 2024 yang otomatis menutup jalur bantuan dari perbatasan Mesir, Israel membuka jalur baru melalui Yordania.

Namun pemukim ekstremis Israel mencegat truk bantuan dan merusak muatannya.

Pada Senin (13/05/2024) salah satu kendaraan bantuan digeledah di dekat Hebron di Tepi Barat.

“Saya marah atas serangan yang berulang-ulang dan masih belum terkendali oleh ekstremis Israel terhadap konvoi bantuan dalam perjalanan ke Gaza, termasuk dari Yordania. Ratusan ribu warga sipil kelaparan,” kata Josep Borrell pada X pada Selasa (14/5). /2024) malam.

Dia meminta pemerintah Israel untuk menghentikan perilaku ekstremis pemukim Israel.

Perwakilan UE juga menganggap pemukim Israel bertanggung jawab karena menghalangi pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.

Kecaman tersebut muncul setelah penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengutuk serangan tersebut pada konferensi pers Gedung Putih.

“Sangat disayangkan ada yang menyerang dan menjarah konvoi yang datang dari Yordania ke Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan,” kata Jake Sullivan, Senin (5/13/2024).

“Ini adalah sesuatu yang sama sekali tidak bisa diterima,” lanjutnya.

Setelah serangan hari Senin, pasokan bantuan ke Jalur Gaza dihentikan di pos pemeriksaan Tarqumiya dekat Hebron.

Selain Josep Borrell, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengutuk serangan ekstremis Israel terhadap kendaraan bantuan ke Jalur Gaza.

“Serangan yang dilakukan oleh ekstremis terhadap konvoi bantuan menuju Gaza benar-benar mengerikan,” tulis Cameron di jejaring sosial X, Selasa (14/5/2024).

Dia akan menyampaikan keprihatinannya kepada pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah ekstremis Israel terekam menghalangi truk menuju Jalur Gaza.

“Israel perlu meminta pertanggungjawaban para penyerang dan berbuat lebih banyak untuk memberikan bantuan – saya akan menyampaikan keprihatinan saya kepada pemerintah Israel,” tambah Cameron.

Ia mengatakan, warga Palestina di Jalur Gaza berisiko mengalami kelaparan massal, seperti dikutip POLITICO. Video dan foto yang diambil oleh seorang saksi mata menunjukkan warga Israel menaiki truk bantuan menuju Gaza dan melemparkan paket makanan di pinggir jalan (SAPIR SLUZKER AMRAN, CO-FOUNDER OF THE BREAK WALL MOVEMENT) Ekstremis Israel menyerang truk bantuan

Pada Senin (13/5/2024), sekelompok pemukim ekstremis Israel menghancurkan sebagian makanan dari sebuah truk.

Aktivis perdamaian Israel Sapir Sluzker Amran, yang menyaksikan serangan itu, mengidentifikasi pelakunya sebagai kelompok bernama Tsav 9.

“Kebanyakan dari mereka adalah pemukim. Mereka juga tinggal di sana, mereka berada di pemukiman di kawasan itu,” ujarnya kepada CBS News, Selasa (14/5/2024).

Kebanyakan dari mereka berasal dari kelompok Zionis sayap kanan, lanjutnya.

Foto dan video yang diambil Amran menunjukkan para penyerang masuk ke dalam truk, melemparkan paket makanan ke pinggir jalan dan melemparkan karung tepung.

“Mereka memulainya beberapa bulan lalu, mereka mengumpulkan banyak uang dan memiliki banyak pendukung di pemerintahan,” kata Amran.

Dia mengklaim bahwa militer dan polisi Israel membocorkan kepada kelompok tersebut lokasi truk bantuan menuju Jalur Gaza.

“Salah satu pemukim menyerang saya hari itu, dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melindungi penyerangnya,” katanya.

Tsav 9 adalah kelompok ekstremis Israel yang berkomitmen memblokir semua bantuan ke Jalur Gaza.

Polisi Israel mengatakan mereka sedang menyelidiki serangan terhadap kendaraan bantuan dan telah menahan banyak pemukim. Jumlah korban

Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 35.091 orang dan 78.827 lainnya luka-luka antara Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (14/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel. , menurut Anatolia.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa.

Israel memperkirakan sekitar 136 sandera Hamas masih berada di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *