TRIBUNNEWS.COM – Di tengah berkecamuknya perang antara Israel, Palestina, dan Lebanon, Uni Emirat Arab (UEA) baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Yordania untuk membangun jalur kereta barang bernilai miliaran dolar dari Laut Mati hingga Laut Merah.
Pembangunan jalur kereta barang ini memerlukan investasi sebesar 2,3 miliar dollar AS atau sekitar 49,6 triliun rupiah dengan asumsi nilai spot sebesar 15.500 rupee terhadap dollar AS dan diperkirakan akan berdampak pada perekonomian kedua negara melalui pertambangan yang dapat meningkatkan aktivitas perdagangan. .
Menurut pemberitaan media, memorandum ini ditandatangani oleh Etihad Rail, operator kereta api nasional UEA, dengan otoritas dan perusahaan Yordania.
Jalur kereta barang sepanjang 360 kilometer akan menghubungkan tambang fosfat dan kalium di Al-Shidiya dan Hor Al-Safi dekat Laut Mati ke pelabuhan Aqaba di Laut Merah.
Jalur kereta api tersebut akan dilengkapi dengan terminal bongkar muat kargo di Aqaba, Ghor Al-Safi dan Shidia. Pembangunannya akan dimulai pada tahun 2026 dan diharapkan selesai pada tahun 2030.
Sebagai bagian dari proyek bernilai miliaran dolar, Etihad Rail juga telah menandatangani perjanjian sementara dengan Perusahaan Pertambangan Fosfat Yordania dan Perusahaan Potash Arab untuk mengangkut 16 juta ton kedua material tersebut per tahun.
“Dengan meningkatkan keterampilan dan berbagi keahlian teknis, kami bertujuan untuk membangun hubungan ekonomi dan investasi baru yang mendukung pembangunan infrastruktur,” kata Mohamed Hassan Alsuwaidi, Menteri Investasi Emirates.
Kerja sama ini juga akan membuka peluang menjanjikan bagi kedua negara di masa depan. “Itu semua adalah bagian dari visi kami untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang komprehensif dan berkelanjutan,” kata Muhammad Hassan.