UMKM Senthir Sumunar, Batok Kelapa Belakang Rumah Mertua Jadi Berkah

TRIBUNNEWS.COM – Malam itu, aroma aromaterapi tercium dari Tenda 08 Pasar Malam Ngarsopuro Solo.

Jika dilihat lebih dekat, deretan barang antik langka tertata rapi di atas meja yang dilapisi taplak meja bermotif batik.

Salah satu itemnya berbau lavender dan juga sedikit mint, menambah keharuman dan kesegaran suasana sekitar.

Barang tersebut merupakan lampu hias baru produksi Senthir Sumunar, usaha kecil menengah (UMKM) asal Jomojo Laban, Sukohar.

Berbeda dengan lampu hias pada umumnya, karya Sarwidiyanto ini telah dimodifikasi dengan dilengkapi wadah cairan aromaterapi di atas lampunya.

Oleh karena itu, peran lampu hias tidak hanya sebagai penerang saja, namun juga sebagai pengisi aroma aromaterapi.

“Ini merupakan varian baru dari lampu hias buatan Senthir Sumunar yang mempunyai tempat khusus untuk cairan aromaterapi yang juga membawa wangi ke dalam ruangan. Jadi lampu hias dan lampu aromaterapi,” jelasnya saat diwawancara. dengan Tribunnews. Pasar Malam Ngarsopuro pada Sabtu (27 April 2024). Deretan Produk UMKM Senthir Sumunar Produksi Sarwidiyanto Dijual di Pasar Malam Ngarsopuro Solo

Lampu hias Senthir Sumunar semakin unik karena terbuat dari batok kelapa.

Ornamen dan corak yang beragam mengiringi bagian utama lampu hias yang diukir untuk menciptakan nilai seni tersendiri.

Selain lampu hias, Sarwidiyanto juga menampilkan kerajinan tangan lainnya.

Tersedia mainan, mangkok, peralatan dapur, dan pernak pernik dekoratif yang cocok untuk dipajang di ruang tamu di rumah.

Produk yang dihasilkan pria lulusan sarjana teknik ini sebagian besar terbuat dari batok kelapa.

Tak heran Sarwidiyanto memilih batok kelapa sebagai bahan kiprah UMKMnya.

Ceritanya, pada 2009, Sarwidiyanto yang tinggal di rumah mertuanya sedang memandangi taman belakang.

Ia melihat batok kelapa berserakan berjatuhan dari pohonnya karena sudah sangat matang, yakni sudah sangat tua.

Tiba-tiba terlintas dalam benaknya bahwa ia akan menjadikan batok kelapa yang ada di hadapannya bermanfaat.

Kebetulan di pojok taman ada sebuah karung tua tak bertuan.

Dia segera mengambilnya dan memasukkan batok kelapa ke dalam tas.

Sarwidiyanto pindah ke teras rumah mertuanya dan mulai berkreasi melukis dan mengukir pola dari batok kelapa.

Hal tersebut memunculkan ide untuk membuat berbagai produk seperti mangkok dan lampu hias yang menjadi kekuatannya saat ini.

Sejak saat itu, produk Senthir Sumunar laris manis berkat bantuan dana dan reputasi di komunitas kerajinan tangan. Bahkan sudah merambah pasar lokal mulai dari Awei hingga Jakarta.

“Ceritanya, begitu saya mulai mencari batok kelapa, saya membuat kerajinan tangan dan menjualnya. Alhamdulillah saya bersyukur sekali, sudah berkah dari awal saya hanya sekedar melihat-lihat batok kelapa, ”ujarnya.

Sarwidiyanto menjual produk besutan Senthir Sumunar dengan harga mulai dari Rs 1,5 lakh hingga Rs 2,5 lakh.

Saat ini, lulusan arsitek diakui memiliki spesialisasi dalam pengembangan media sosial dan pasar penjualan.

Hasilnya mulai terlihat, dan Sarwidiyanto kini sedang melakukan negosiasi harga dengan calon pembeli asal Guam di Amerika Serikat. Produk UMKM Sentir Sumunar di pasar malam Ngasopuro Solo

Jika negosiasi berhasil, termasuk harga salah satu produknya, maka produk Senthir Sumunar akan diekspor pertama kali ke luar negeri.

“Doakan saja semoga sukses. Sebagai pelaku UMKM harus terus berkreasi, pantang menyerah dan mau mengikuti perkembangan zaman. Insya Allah semua terkabul dan menjadi berkah,” jelas sang ayah. anak.

Harapan Sarwidiyanto juga sesuai dengan arti nama Senthir Sumunar yang merupakan nama yang digunakan untuk usahanya.

Senthir yang artinya lampu minyak tanah disandingkan dengan Sumunar yang artinya bersinar.

“Senthir Sumunar berharap produk UMKM ini dapat membawa pencerahan bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat kecil,” jelasnya. Membantu dalam layanan perbankan

Sarwidiyanto merupakan pelaku UMKM dan rutin mengikuti berbagai pameran kerajinan tangan.

Ia menjadi tamu tetap di acara tersebut karena merupakan UMKM yang didukung oleh layanan pemerintah dan perbankan.

Pria kelahiran 1 Desember 1978 ini juga merupakan sosok yang efisien dan pragmatis.

Aka tidak mau diganggu.

Seperti halnya pameran, Sarwidiyanto mengandalkan Standar Quick Response Code Indonesia (QRIS) dalam pembayarannya.

QRIS dikenal sebagai standar kode QR nasional dan bertujuan untuk meningkatkan pembayaran kode QR di Indonesia.

Baginya, menawarkan layanan QRIS membuat proses penjualan menjadi efisien.

Apalagi pembayaran QRIS kini sedang digemari banyak orang.

Oleh karena itu, ketika saya mengadakan pameran, saya akan membawa papan QRIS agar pembeli bisa membayar dan mentransfer barcode ke booth saya, ”ujarnya.

Selain itu, kata dia, QRIS memberikan layanan prima dan tidak perlu menunggu lama hingga dana masuk ke rekening.

“Prosesnya cepat dan pembayaran langsung masuk ke rekening. Kami harus mengecek transfer mobile banking dan kami senang dengan betapa mudahnya semuanya,” jelasnya. QRIS memfasilitasi transaksi bebas drama! Tak perlu khawatir recehan dan uang palsu, QRIS membuat transaksi lebih aman dan nyaman (Dok BRI.)

Berdasarkan data yang dirilis Belt and Road Kanwil Yogyakarta berdasarkan wilayah pengelolaan, sebanyak 9.282 merchant akan menggunakan EDC BRI dan 209.285 merchant akan menggunakan alat transaksi BRI QRIS pada tahun 2022.

Pada tahun 2023, sebanyak 10.296 merchant akan menggunakan EDC BRI dan 245.053 merchant akan menggunakan alat QRIS.

Pada bulan Februari saja, jumlah usaha kecil, menengah, dan mikro yang memanfaatkan EDC “Belt and Road” mencapai 11.309 orang, dan jumlah pengguna QRIS sebanyak 264.456 orang.

Sementara itu, CEO Regional BRI Yogyakarta John Sarjono menjelaskan BRI RO Yogyakarta memiliki volume transaksi usaha kecil, menengah, dan mikro yang sangat tinggi dan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya.

“Di antara instrumen perdagangan EDC, volume transaksinya sebesar Rp 2,9 triliun pada tahun 2022, meningkat menjadi Rp 3,7 triliun pada tahun 2023. Sementara itu, volume transaksi instrumen perdagangan QRIS pada tahun 2022 sebesar Rp 315 juta, dan transaksinya volumenya akan meningkat sebesar Rp 1 hingga tahun 2023 mencapai $ 7 triliun setiap tahunnya,” jelasnya dalam keterangan tertulis.

Terkait perkembangan BRImo, John Sarjono mengatakan skala pengembangan BRImo setiap tahunnya semakin kuat.

“Di BRI RO Yogyakarta, jumlah pengguna BRImo pada tahun 2023 mencapai 2.006.634 orang. Pada Februari 2024, jumlah pengguna BRImo sebanyak 2.261.326 orang atau meningkat 12,7%,” ujarnya.

Terkait inovasi ke depan, John menjelaskan BRImo akan terus berkembang untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah dengan fitur-fitur favorit seperti fungsi pengecekan status keuangan dan pilihan produk untuk berinvestasi di berbagai segmen pasar.

“BRImo terus melakukan berbagai inisiatif untuk memperkuat ekosistem dengan bekerja sama dengan lebih dari tiga ribu metode pembayaran. Selain itu, transaksi BRImo kini dapat dilakukan lintas batas negara, dengan fitur transaksi internasional seperti pembukaan rekening menggunakan nomor ponsel luar negeri. , transfer uang ke lebih dari 100 negara dan lakukan pembayaran kode QR di Singapura,” jelas John.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *