Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ulama kenamaan Mufti Menk mengungkapkan kekagumannya atas kemajuan pembangunan setiap kali berkunjung ke Indonesia.
Ulama asal Zimbabwe ini tiba di Indonesia pada Minggu (21/7/2024) sebagai pembicara pada Connect 2: Light Upon Light in Times of Hardship di Jakarta, dan menyempatkan mencoba Wush, kereta berkecepatan tinggi Jakarta Bandung.
Kehadiran saya di acara Connect 2 ini untuk membantu membimbing masyarakat bahwa sesulit apa pun situasi yang kita hadapi, kita tidak boleh putus asa, kata Mufti Menk yang bernama lengkap Ismail Ibnu Musa Menk, Minggu.
Pembicara muslim global ini menekankan bahwa industri keuangan syariah Indonesia memiliki potensi yang besar jika dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Jika pendidikan dan kesadarannya tinggi, maka potensi pembiayaan syariah untuk menghindari bunga di Indonesia sangat besar,” ujarnya.
Saat itu, beliau terinspirasi dengan semangat menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan pilar pengembangan dana nasabah sesuai prinsip syariah.
Mufti Menk, pembicara Muslim global di Zimbabwe, dan dua rekannya, Dr. Muhammad Salah dari Mesir dan Saudara Wael Ibrahim dari Australia.
Sedangkan dari dalam negeri hadir Ustas Khalid Basalama, Ustas Subhan Bawasir, Ustas Ali Hasan Bawasir dan Abdullah Kimnastiyar atau biasa disapa Aa Kim.
Dzaki Maulana Irfan menjelaskan, festival dakwah bertema The Strong Minor Project merupakan gerakan sosial yang didedikasikan untuk memperkuat identitas dan keyakinan komunitas Muslim di lingkungan minoritas.
“Acara ini untuk memperluas jaringan dan koneksi peserta dengan masyarakat dan komunitas dari berbagai negara serta menjadi kesempatan bagi peserta untuk berbagi pengalaman, ide, dan nilai-nilai budaya dari berbagai belahan dunia,” ujarnya.
Direktur Human Capital Maybank Indonesia Irvandi Ferizal mengatakan, “Pada acara sharing experience syariah ini terdapat satu benang merah di antara berbagai pilihan solusi yang ada pihaknya, khususnya dalam persiapan finansial dan perencanaan masa depan,” jelas Irvandi.
“Dalam perencanaan kekayaan, klien khususnya umat Islam dihadapkan pada solusi yang berbeda dengan karakteristik dan tujuan pengembangan yang berbeda, dan hal ini menjadi tantangan bagaimana klien dapat membangun kekayaan secara lebih efektif, fokus dan dalam koridor syariah,” ujarnya. .
My Shariah Wealth Management merupakan salah satu solusi unggulan yang ditujukan untuk khalayak luas sebagai solusi perencanaan dana masa depan yang selaras dengan gaya hidup nasabah.
Irwandi mengatakan, setidaknya ada tiga pilar yang menjadi pedoman dalam perencanaan, yakni penciptaan kekayaan, perencanaan dana masa depan, dan memberikan solusi pengelolaan dana untuk kebutuhan keuangan keluarga.
Kemudian memberikan solusi pengembangan dana melalui akumulasi kekayaan, yaitu investasi dan pelestarian kekayaan, yaitu cara memberikan perlindungan klien dari pilar atau risiko dan aset.
“Di My Sharia Wealth Management kami memberikan dua pilar berikutnya yang bertujuan untuk pengembangan yang paling optimal dan sebagai bentuk berbagi kepada sesama sebagaimana amanat dalam Islam,” ujarnya.