Ukraina Salip Antrean Pemesanan Rudal Patriot AS, Joe Biden Akan Mengirim Beberapa Minggu Lagi

TRIBUNNEWS.COM — Untuk melawan pendudukan Rusia, Amerika Serikat memutuskan untuk memprioritaskan pengembangan sistem pertahanan udara untuk Ukraina.

Kini Negeri Volodymyr Zelensky berhasil menyalip negara-negara lain yang sudah lebih dulu antre menerima rudal pencegat terbaru Negeri Paman Sam.

Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan, Kamis (20/6/2024), “Kami akan memprioritaskan kembali pengiriman ekspor ini, sehingga rudal yang keluar dari jalur produksi kini akan dikirim ke Ukraina”.

Kebijakan tersebut berlaku untuk pencegat yang digunakan oleh Patriot dan sistem pertahanan udara lainnya untuk menembak jatuh rudal dan drone yang memasuki kota dan wilayah Ukraina.

Menurut CBS News, Kirby menjelaskan bahwa Amerika Serikat akan mendukung penuh kemenangan Ukraina.

“Ini akan memastikan bahwa kami dapat menyediakan rudal yang dibutuhkan Ukraina untuk mempertahankan persediaannya selama masa-masa kritis perang.”

Menurut Kirby, pengiriman pertama rudal ke Ukraina akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang dan Ukraina akan melakukan pengiriman awal sebelum akhir musim panas.

Dia menyebut penetapan prioritas ulang sebagai “keputusan yang sulit namun perlu”.

Negara-negara yang telah memesan rudal-rudal ini akan tetap menerimanya tetapi dengan penundaan.

Kirby mengatakan fokusnya adalah pada persediaan Ukraina untuk sekitar 16 bulan ke depan, dan kemudian negara-negara lain akan mulai menerima rudal yang mereka pesan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam konferensi pers dengan Presiden Ukraina Zelensky bahwa semua yang dimiliki Amerika akan diserahkan kepada Ukraina sampai kebutuhan mereka terpenuhi. Dan kemudian kami akan menepati janji kami kepada negara lain.

Taiwan dikecualikan karena kebutuhan mendesaknya untuk memperoleh kemampuan serupa guna melawan ancaman Tiongkok.

Negeri Paman Sam memberikan baterai rudal Patriot ke Ukraina tahun lalu setelah melatih sekelompok kecil warga Ukraina di Fort Sill, Oklahoma, cara mengoperasikannya.

Amerika Serikat Banyak juga yang mengoperasikan sistem rudal permukaan-ke-udara yang canggih secara nasional dan sistem pertahanan udara lama lainnya.

Sistem Patriot dapat mencegat rudal jelajah dan balistik serta memiliki jangkauan hingga 100 mil, Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional memiliki jangkauan 80 mil dan dapat menembak jatuh rudal jelajah dan drone.

Financial Times mencatat bahwa Polandia, Rumania dan Jerman semuanya memiliki pesanan terbuka dengan produsen AS untuk sistem Patriot, dengan kesepakatan terpisah untuk 1.000 rudal yang diusulkan pada bulan Januari oleh sekelompok negara anggota NATO.

Pada hari Selasa, surat kabar Blick di Swiss melaporkan bahwa AS telah menunda jadwal pengiriman rudal pencegat Patriot ke negara tersebut, sehingga memungkinkan adanya perubahan pada perjanjian dengan menyebut konflik Ukraina sebagai peristiwa ‘force majeure’. Militer Swiss kemudian mengonfirmasi bahwa laporan tersebut benar.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara terbuka meminta Amerika Serikat dan sekutunya untuk menyediakan tujuh sistem Patriot lagi.

Pekan lalu di Italia, dia berkata, “Kami sangat membutuhkan tujuh sistem Patriot untuk melindungi kota-kota kami.”

Rusia telah menargetkan infrastruktur sipil dalam perangnya melawan Ukraina, khususnya di musim dingin dengan tujuan untuk merampas air, pemanas, dan listrik bagi warga Ukraina.

Amerika bukan satu-satunya penyedia kemampuan pertahanan udara bagi Ukraina. Anggota Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina, sebuah aliansi yang terdiri dari sekitar 50 negara yang bertemu setiap bulan untuk membahas cara mendukung Ukraina, juga menjanjikan bantuan dalam bidang pertahanan udara.

Setelah pertemuan terakhir pekan lalu, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan Belanda memimpin upaya untuk menyatukan berbagai bagian yang membentuk sistem Patriot dan meminta negara lain untuk bekerja sama.

Keputusan kebijakan untuk mempercepat pengiriman rudal ke Ukraina terjadi pada minggu yang sama ketika Presiden Rusia Putin mengunjungi Korea Utara untuk menandatangani pakta pertahanan yang mengupayakan kerja sama yang lebih besar dengan Rusia dalam perang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *