TRIBUNNEWS.COM – Ukraina mengakui Rusia masih unggul di lini depan.
Unit-unit tersebut dikatakan memiliki keunggulan di berbagai bidang dalam hal artileri, sistem udara, dan tenaga kerja.
Bahkan untuk drone, Ukraina mengakui Rusia punya lebih banyak lagi.
Jumlah ini hampir 10 kali lebih besar dibandingkan angkatan bersenjata Ukraina.
Andrei Otchenash, komandan awak UAV Kara Nebesnaya dari brigade “Rubezh” NSU ke-4, mengatakan dalam program “Kami Ukraina” bahwa sejumlah besar drone Rusia merupakan masalah bagi unit Ukraina.
Tidak mudah bagi pasukan untuk bergerak di sekitar Kiev, karena mereka sering diawasi oleh pesawat Rusia yang berkunjung.
Sudah banyak korbannya. Bahkan tank kebanggaan Amerika, Abrams, dihancurkan oleh pesawat Rusia.
“Masalah utamanya adalah terdapat 10 kali lebih banyak kompleks seperti ini di Rusia dibandingkan di sini karena Tiongkok memasok jutaan komponen kepada mereka,” katanya kepada Strane.
Sementara itu, media Barat mengklaim dukungan Tiongkok terhadap Rusia dalam perang Ukraina terlalu besar.
Tiongkok menyediakan teknologi drone dan rudal, citra satelit, dan kendaraan pembuat senjata.
Meski Kepala Kementerian Pembangunan Digital, Mikhail Fedorov, mengatakan pada tahun 2024, Ukraina akan memproduksi lebih dari satu juta drone FPV.
Mereka juga memproduksi pesawat pengintai dan pesawat jarak jauh, platform darat, dan peperangan elektronik.
Ia juga mengatakan bahwa pada tahun 2024, Kyiv akan meningkatkan produksi drone jarak jauh sebanyak 10 kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Salah satunya adalah kerja sama dengan produsen pesawat Bayrakhtar asal Turki.
Fedorov percaya bahwa hasil perang bergantung pada pengembangan teknologi tak berawak.
Sementara itu, Dmitriy Kozhubenko, perwira di divisi perencanaan Brigade Roubaix Garda Nasional, mengatakan tren ini tidak berubah setelah tahun 2022.
“Keunggulannya ada pada artileri, penerbangan, dan teknologi secara umum. “Karena musuh punya cukup banyak aset Soviet yang lama,” kata pejabat berpangkat mayor NSU itu.
Sementara itu, saat ini terdapat dua negara lain yang mendukung senjata Rusia, yakni Iran dan Korea Utara.
Sebelumnya, militer Ukraina mengumumkan bahwa Rusia memiliki drone sepuluh kali lebih banyak daripada angkatan bersenjata Ukraina.
Dan komandan pasukan NATO di Eropa, Christopher Cavoli, mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Rusia akan melebihi Ukraina dengan jumlah artileri 10-1.