TRIBUNNEWS.COM – Uni Emirat Arab (UEA) mengutuk keras serangan Israel terhadap kamp Nusayrat di Gaza tengah yang menewaskan ratusan warga Palestina.
Beberapa sandera Israel juga tewas dalam serangan tentara Israel di kamp pengungsi Nuseirat.
Pada Minggu (9/6/2024), Kementerian Luar Negeri UEA menyatakan prioritas utamanya adalah menyelamatkan nyawa warganya.
Menurut Arab News, UEA juga segera memberikan bantuan kemanusiaan dan medis kepada orang-orang di Jalur Gaza.
Kementerian juga menekankan perlunya gencatan senjata segera untuk menghindari pertumpahan darah.
Selain itu, UEA menekankan pentingnya memastikan perlindungan penuh terhadap warga negara dan lembaga-lembaga sipil berdasarkan hukum dan perjanjian internasional, serta menekankan bahwa mereka tidak boleh menjadi sasaran konflik. GCC
Dewan Kerja Sama Teluk juga mengutuk keras serangan Israel terhadap kamp Nusayrat di Gaza tengah.
GCC mengatakan komunitas internasional harus bertindak untuk menghentikan kejahatan berulang dan sistematis yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
Mereka menggambarkan serangan di Nusayrat sebagai “kejahatan seksual dan teroris”.
Arab News juga memberitakan, Mesir juga mengutuk keras serangan Israel terhadap kamp pengungsi Nusayrat.
Mesir menganggap Israel bertanggung jawab secara hukum dan moral atas serangan itu.
“Israel harus memenuhi kewajibannya sebagai kekuatan pendudukan dan berhenti menargetkan warga sipil Palestina tanpa pandang bulu, termasuk mereka yang berada di wilayah tempat mereka mencari perlindungan,” kata Kementerian Luar Negeri Mesir.
Dilaporkan juga bahwa upaya intensif telah dilakukan siang dan malam untuk memastikan penerapan gencatan senjata permanen di Gaza dan semua penyeberangan darat telah dibuka untuk pengiriman bantuan ke daerah kantong tersebut. 274 warga Palestina terbunuh
Akibat penyelamatan empat sandera Hamas yang dilakukan Israel, total 274 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Hal ini dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Minggu.
Operasi tersebut, yang dilakukan jauh di dalam Nuseirat, sebuah kamp pengungsi yang dibangun di tengah Gaza sejak perang Arab-Israel tahun 1948, merupakan penyelamatan terbesar sejak 7 Oktober 2023, menurut laporan AP News.
Serangan tersebut, yang menewaskan banyak warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dipuji oleh Israel sebagai keberhasilan besar karena empat sandera berhasil diselamatkan hidup-hidup.
Hal ini menunjukkan tingginya biaya operasi ini, ditambah dengan meningkatnya jumlah korban jiwa selama 8 bulan terakhir. Warga setempat mencari korban di antara puing-puing pasca serangan Israel di kamp Nusayrat di Deir al-Bala, Gaza, pada 8 Juni 2024. (Ashraf Amra / ANADOLU / AFP melalui Anadolu)
Beberapa sandera diyakini terjebak di daerah padat penduduk atau di labirin terowongan Hamas, sehingga membuat operasi penyelamatan menjadi sangat sulit dan berbahaya.
Pada bulan Februari, dua sandera dan 74 warga Palestina tewas dalam serangan serupa. Perang Israel-Hamas kembali terjadi
Serangan Israel terhadap kamp pengungsi Nusayrat telah memicu kemarahan dan Uni Eropa menyebutnya sebagai “pembantaian,” menurut Al Jazeera.
Para dokter menggambarkan kejadian di dalam Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah sebagai “pertumpahan darah”, dan seorang dokter mengatakan bagian dalam rumah sakit “tampak seperti rumah jagal”.
Doctors Without Borders (MSF) mengatakan rumah sakit Al-Aqsa dan Nasser “kewalahan”.
Pasukan Israel telah menyelamatkan empat tahanan dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat, yang dikritik karena memakan korban sipil.
Seorang perwira Israel tewas dalam serangan berdarah itu.
Juru bicara militer Hamas mengatakan Israel membunuh tahanan dalam operasi Nuseirat, namun tidak merinci keadaan dan berapa banyak orang yang terbunuh.
Setidaknya 36.801 orang tewas dan 83.680 orang terluka dalam perang Israel melawan Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban serangan Hamas di Israel mencapai 1.139 orang, puluhan lainnya ditahan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain konflik Palestina-Israel