TRIBUNNEWS.COM – Ari Wibowo ditanyai tentang keluhan mantan istrinya Inge Anugrah yang tidak punya tabungan pasca perceraian.
Menurut Ari, dalam pernikahan mereka, dialah yang mengatur keuangan keluarga. Dia menanggung semua tagihan.
Sementara itu, ia memberikan layanan kartu kredit untuk kebutuhan pribadi istrinya. Jika habis, isi ulang dengan Ari.
Di satu sisi, dia menyebut Inge enggan bekerja. Ari menanyakan hal itu kepada istrinya, mengingat anak-anaknya sudah besar dan sibuk dengan urusan sekolah.
Keadaan ini membuat anak tidak membutuhkan perhatian ekstra dari ibunya.
Oleh karena itu, ia menyebut pekerjaan tersebut dalam perbincangannya dengan Inge.
“Begini, selama ini dia tak pernah mau kerja. Aku malah nanya, ‘Kamu punya gelar Master, nggak mau kerja?’ Kalau anak-anak masih kecil lain ceritanya, butuh perhatian, kata Ari Wibowo saat menjadi bintang tamu Pagi Pagi Ambyar.
Bukannya bersemangat mencari pekerjaan, Inge malah meragukan keterampilan dan kemampuannya karena usia dan minimnya pengalaman.
Saat itu, Inge berusia 43 tahun. Ia menilai di usianya yang segini, akan sulit baginya mendapatkan pekerjaan. Terutama yang tidak berpengalaman.
Ari kemudian bersaksi bahwa selama menikah, Inge tidak memiliki tabungan karena tidak bekerja.
“Oh, akulah yang selalu memberikan segalanya,” lanjut Ari.
Ari pun ditanyai kebenaran pengakuan Inge usai bercerai, ia hanya keluar rumah membawa barang-barang pribadinya. Selain itu tidak ada apa-apa.
Di sini, Ari bercerita, Inge terlahir dari keluarga kaya. Dituduh memaksa bocah itu berbohong demi Inge Anugrah, pengacara Ari Wibowo membantahnya. (kolase tribunews)
“Sebenarnya yang dia tangisi itu cari pensiun, rumah orang tuanya besar, banyak kamar kosong di rumah orang tuanya. Jadi itu hanya drama,” jelas Ari sambil tersenyum.
Ari tiba-tiba merasa risih menanyakan tentang rumah lama mereka bersama Inge.
“Sudahlah, tidak perlu membicarakannya lagi.”
Sadar Ari merasa tidak nyaman, pembawa acara mengarahkan pertanyaan tersebut pada hikmah dari pengalaman pernikahannya.
Jawaban panjang Ari untuk pertanyaan ini.
“Semua orang tidak jauh dari kesalahan, memaafkan itu perlu, tapi terkadang ada hal yang tidak saya duga saat memilih pasangan hidup, trauma masa kecil misalnya, ternyata ini juga sangat penting.”
“Tidak dibicarakan, saya hanya berpikir bahwa penghasilan saya cukup untuk membesarkan keluarga, memberikan kesejahteraan, kenyamanan, keamanan, saya bisa. Pelajari hal yang benar, sampai jumpa di gereja, oke, iman, oke, saya pikir begitu. “
“Saya rasa tidak ada trauma masa kecil yang bisa muncul kembali saat dewasa dan begitu berpengaruh,” jelas Ari.
Video berisi pernyataan Ari di Pagi Pagi Ambyar di kanal Youtube resmi Trans TV menarik perhatian netizen.
Menurut sebagian warganet, seharusnya suamilah yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan istrinya. Oleh karena itu, tidak perlu meminta nafkah kepada suami, mengingat istrinya sudah mapan.
Beberapa komentar bahkan mengolok-olok Ari.
“Kalau buat wanita, kalau nyari suami.. gak usah ganteng, yang penting kuat dan gak pelit.!!!!. Gak usah ganteng, yang penting yang penting finansialnya stabil tapi gak pelit..!!!”
“Pada awalnya, akulah yang menawarkan segalanya.” “Iya betul, Ari. Tugas utama suami, bukan istri, yang menjadi pencari nafkah.”
“Amit-amit. Pembelaan dirinya justru membuatku terharu… Hanya karena suamiku tak punya penghasilan, kalau cerai tak ada keikhlasan berbagi. Amit-amit… tetap saja ketika seorang anak dilahirkan mempertaruhkan nyawanya, itu tidak bisa ditukar dengan uang…”
Dan baru-baru ini, tak lama setelah video tersebut viral di media sosial, Inge Anugrah, mantan istri Ari, mengunggah pernyataan yang menyasar orang-orang beracun.
“Orang-orang beracun – jangan pernah membiarkan segala sesuatunya berlalu. Kamu tidak bisa bergerak maju. Penindas. Penindas. Kebohongan. Ciptakan drama, perankan sebagai korban. Bertindaklah karena rasa takut dan tidak aman,” tulis Inge dalam Insta story-nya.
Namun Inge tak menjelaskan untuk siapa pernyataan itu ditujukan.