TRIBUNNEWS.COM – Militer Jerman akhirnya meninggalkan Niger dengan menutup pangkalan udaranya di negara Afrika tersebut setelah upaya negosiasi kekebalan militer gagal.
Selain itu, angkatan bersenjata Jerman akan menyerahkan pangkalan udaranya di Niger yang digunakan sebagai pusat transportasi militer pada 31 Agustus 2024.
Jerman dan Niger tidak memperbarui perjanjian pangkalan tersebut, media Jerman mengutip pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Jerman, Sabtu 6 Juli 2024.
Negosiasi gagal setelah pemerintahan baru Niger menolak memberikan kekebalan hukum kepada tentara Jerman, kantor berita NTV melaporkan, mengutip dokumen yang diserahkan kementerian tersebut ke parlemen.
Jerman juga diperkirakan akan menarik pasukannya dari negara itu pada akhir Agustus. Militer Jerman telah menggunakan pangkalan di Niamey, ibu kota Niger, sejak tahun 2013.
Jerman menggunakan pangkalan udara itu sebagai pusat pasokan angkatan bersenjatanya di negara tetangga Mali, yang ditempatkan di sana sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian PBB.
Pemerintahan Niger, yang mengambil alih kekuasaan melalui pengambilalihan militer pada Juli 2023, juga mengakhiri perjanjian militer dengan Prancis dan Amerika Serikat.
Hal ini kemudian menyebabkan penarikan pasukan Perancis dan Amerika dari negara tersebut.