Dilansir jurnalis Tribunnews.com, Nimra Yunya Lasanti
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA – Pemerintah Turki melarang aktivis, serikat pekerja, dan organisasi sipil mengadakan kegiatan di Lapangan Taksim Istanbul pada 1 Mei.
Larangan ini diumumkan pada Selasa (30/4/2024) oleh Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya.
Yerlikaya mengatakan dalam tweet di akun media sosialnya X bahwa demonstrasi 1 Mei di Lapangan Tuskem telah dilarang karena alasan keamanan publik.
Selain itu, kawasan ini digunakan setiap hari untuk lalu lintas kendaraan serta akses penting bagi pejalan kaki.
Jika Tuskem Square digunakan untuk demonstrasi, maka akan menjadi ancaman terhadap perlindungan hak dan kebebasan individu.
Selain itu, akan sulit untuk menegakkan safeguards jika terjadi konflik.
“Alun-alun Taksem bukanlah salah satu tempat yang diperuntukkan bagi pertemuan dan demonstrasi. Menurut media lokal 1lurer News, Yerlikaya berkata: “Area dengan lalu lintas padat ini menimbulkan ancaman serius terhadap perlindungan hak-hak pribadi.”
“Kementerian bertujuan untuk mencapai perdamaian dan keamanan di kota ini,” kata Yerlikaya.
Diketahui, larangan pemerintah Turki terhadap protes di Lapangan Taksim telah berlaku sejak tahun 2013.
Meski telah dilarang oleh pengadilan daerah setempat, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat para pengunjuk rasa, bahkan selama beberapa tahun terakhir, Lapangan Taskem kerap dijadikan lokasi sentral demonstrasi May Day.
Misalnya, ratusan pekerja akan melakukan protes di Turki pada tahun 2022. Namun, polisi harus menangkap lebih dari 160 orang sejak demonstrasi berakhir.
Berencana memblokir demonstrasi di Taksim, kata serikat buruh Sehubungan dengan Hari Buruh atau May Day yang akan diperingati besok, 1 Mei, pemerintah akan menutup 29 jalan menuju Taksim Square dan 42 ribu 434 jalan akan ditutup dilakukan. Libatkan polisi. Tetap di sekitar tempat bertugas.
Tanggal May Day
Tanggal 1 Mei atau Hari Buruh merupakan hari untuk memperingati perjuangan dan pencapaian bersejarah para buruh dan gerakan buruh di seluruh dunia. Acara tersebut diadakan untuk memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago.
Pemberontakan ini dimulai pada abad ke-18 akibat terjadinya Revolusi Industri di Inggris yang sangat mempengaruhi hubungan antara pekerja dan pengusaha. Keadaan ini kemudian menimbulkan protes di kalangan buruh yang mencapai puncaknya pada tanggal 1 Mei 1886 atau akhir abad ke-19.
Salah satunya adalah insiden Haymarket, demonstrasi yang berlangsung selama empat hari, tersebar di beberapa negara bagian dan melibatkan ratusan ribu pekerja.
Saat itu, polisi berusaha meredam aksi kolektif tersebut. Namun ada saja yang melempar bom, bahkan polisi melepaskan tembakan sembarangan.
Akibatnya 7 personel polisi tewas dan 60 orang luka-luka, demikian pula 4 hingga 8 warga sipil tewas dan 30 hingga 40 orang luka-luka. Pemberontakan Haymarket di Chicago kemudian menjadi simbol perjuangan internasional untuk hak-hak pekerja.