Turki Mulai Penyelidikan Pembunuhan Aktivis Eygi oleh IDF, Gugat Israel ke Mahkamah Internasional

TRIBUNNEWS.COM – Türkiye bereaksi sangat cepat atas kematian aktivis Amerika-Turki Aysenur Ezgi Eygi, yang dibunuh oleh tentara Israel (IDF) saat protes di Tepi Barat.

“Turki tidak bisa tinggal diam atas terbunuhnya warganya akibat serangan ilegal penyerang Israel,” Tunc dikutip Anadolu Anjansi, Kamis (12/9/2024).

Tunc mengumumkan bahwa negaranya telah membuka penyelidikan atas pembunuhan Eygi oleh IDF hari ini.

“Kementerian Umum Ankara telah memulai penyelidikan berdasarkan hukum setempat,” jelas Tunc.

Tunc menegaskan bahwa Türkiye akan terus berjuang untuk menjaga keadilan internasional.

Türkiye telah melakukan beberapa upaya untuk membentuk komisi penyelidikan independen.

“Kami akan bekerja sama dengan pelapor khusus PBB mengenai eksekusi di luar hukum, ringkasan atau sewenang-wenang untuk mengambil tindakan segera, membentuk komisi penyelidikan independen dan menyiapkan laporan,” katanya.

Apalagi Turki segera melaporkan Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ) sebagai upaya investigasi.

Tunc berjanji untuk melindungi hak-hak Türkiye Eygi dan rakyat Palestina.

“Kami akan membela hak-hak Eisenur dan menghentikan pertumpahan darah di Gaza,” kata Tunc. Pembunuhan Eygi oleh tentara Israel

Pasukan pendudukan Israel (IDF) menembak mati seorang aktivis AS-Turki saat aksi protes di Tepi Barat pada Jumat (6/9/2024).

IDF menembakkan peluru tajam ke kepala aktivis hak asasi manusia Aysenur Ezgi Eygi.

Aktivis berusia 26 tahun itu tiba di Tepi Barat pada Selasa (3/9/2024).

Kunjungan Eygi ke Tepi Barat adalah untuk menjadi sukarelawan di Gerakan Solidaritas Internasional (ISM) sebagai bagian dari kampanye untuk melindungi pemukim dan petani Palestina dari kekerasan IDF, dikutip Al Mayadeen.

Namun, saat ia mengikuti demonstrasi damai, pasukan Israel menembakkan peluru tajam, granat, dan gas air mata ke arah para demonstran.

Satu peluru tajam ditujukan ke Aigi yang ikut serta dalam parade.

Menurut saksi mata Jonathan Pollack, ia menemukan Esgi Aigi tergeletak di tanah di bawah kebun zaitun, dikutip Al Jazeera.

Sebuah tongkat ditempelkan di kepala Iggy untuk menghentikan pendarahan.

Ia pun sempat memeriksa denyut nadi Eygi yang lemah.

Pollak segera memanggil ambulans untuk membawa Eygi ke rumah sakit.

“Saya meletakkan tangan saya di bawah kepalanya untuk menghentikan pendarahan dan memeriksa denyut nadinya. Denyut nadinya sangat lemah. Kami memanggil ambulans dan memasukkannya ke dalam ambulans yang membawanya pergi,” jelasnya.

Fouad Nafaa, direktur Rumah Sakit Rafidia di Nablus, mengatakan Eygi tiba di rumah sakit dalam kondisi kritis.

“Seorang aktivis solidaritas Amerika tiba di rumah sakit dengan luka tembak di kepala,” kata Nafa.

Dokter berusaha menyelamatkan nyawanya, namun sayang nyawa Iggy tidak bisa diselamatkan.

“Kami mencoba menyadarkannya tetapi sayangnya dia meninggal,” katanya.

“Kami mengumumkan kematiannya pada pukul 14.30,” tambahnya.

Sebelumnya, aktivis berusia 26 tahun itu tiba di Tepi Barat pada Selasa (3/9/2024).

Kunjungan Eygi ke Tepi Barat adalah untuk menjadi sukarelawan di Gerakan Solidaritas Internasional (ISM) sebagai bagian dari kampanye untuk melindungi pemukim dan petani Palestina dari kekerasan IDF, dikutip Al Mayadeen.

Namun, ketika ia berpartisipasi dalam demonstrasi damai, pasukan Israel menembakkan peluru tajam, granat, dan gas air mata ke arah para pengunjuk rasa.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel terkait lainnya Aysenur Ezgi Eygi dan Türkiye

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *