TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Luar Negeri Turki mendukung protes Mesir terhadap pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mempertahankan kehadiran militer Israel sejak Mei lalu di Koridor Philadelphia, yang berbatasan dengan Sinai, Mesir, dan Rafah, Jalur Gaza.
Turki menegaskan kehadiran militer Israel di koridor yang sebelumnya dikuasai Mesir tidak dapat diterima.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pada Rabu (9 April 2024): “Netanyahu terus berbohong untuk memanipulasi opini publik untuk menutupi kejahatannya di Gaza dan mencegah tercapainya hasil perundingan gencatan senjata.”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menegaskan bahwa Turki menolak tuduhan Israel bahwa Mesir memfasilitasi penyelundupan senjata melalui Koridor Philadelphia ke Hamas di Jalur Gaza.
“Kami menentang upaya Israel untuk memikat negara lain agar melakukan eskalasi di kawasan ini,” kata Erdogan kepada Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi di Ankara, Turki, pada hari Rabu.
Erdogan mengatakan Turki mendukung upaya untuk menghukum pejabat Israel atas pembantaian di Jalur Gaza.
“Israel menjatuhkan ribuan ton bom di Jalur Gaza untuk menundukkan rakyat Palestina setelah Israel gagal mengingkari kemauannya. Kami melanjutkan upaya kami untuk mengadili para pejabat Israel yang melakukan pembantaian di Gaza. kejahatan jelas”, kata Erdogan.
Sayangnya, ada negara-negara yang mendukung kejahatan Israel yang sedang berlangsung di Gaza, dan ini adalah posisi yang tidak dapat diterima, lanjutnya.
Menurutnya, pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu merupakan bukti bahwa Israel tidak berniat melanjutkan perundingan perdamaian dengan Hamas.
Menurut Ghad News, dia berkata: “Fakta bahwa Israel membunuh negosiatornya (Ismail Haniyeh) menunjukkan bahwa doktrin memandu kebijakannya.”
Selain itu, Turki mendukung upaya mediasi yang dilakukan Mesir untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dan memberikan bantuan kepada Palestina.
Sementara itu, sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), mengumumkan tidak akan berdebat dengan Netanyahu mengenai apa yang dia katakan tentang Koridor Philadelphia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pada hari Rabu: “Usulan dan mediasi tersebut mencakup penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk, termasuk poros Philadelphia, dan Israel telah menyetujui hal ini.”
Sebelumnya, Netanyahu memaparkan peta Israel tanpa Tepi Barat dan menunjuk posisi militer Israel di Koridor Philadelphia saat konferensi pers, Senin (2/9/2024). Jumlah korban di Jalur Gaza
Saat ini Israel masih menduduki Jalur Gaza, jumlah warga Palestina yang tewas meningkat menjadi lebih dari 40.861 orang dan 94.398 lainnya luka-luka sejak Sabtu (10 Juli 2023) hingga Rabu (9 April 2024), dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel. . , dikutip oleh Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan sekitar 109 sandera baik hidup maupun mati dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya berkaitan dengan konflik antara Palestina dan Israel