‘Tumpangsari’ Pola Siska, Diterapkan di Sulteng Untuk Kepentingan Warga IKN

BERITA TRIBUN. petani sawit plasma di Sulawesi Tengah.

Melalui tiga workshop UKMK jarak, ratusan petani jarak yang tergabung dalam Aspectpir Indonesia di Sulawesi Tengah, dari Donggala, Buol, Parigi Moutong, Sigi dan Tolitoli, belajar cara beternak sapi Siska cantik. dan itu menguntungkan perusahaan.

Sistem Peternakan dan Perminyakan Terpadu (SISKA) adalah sistem yang menggabungkan “peternakan” peternakan, saat ini peternakan sapi, dengan budidaya tanaman, misalnya kelapa sawit, untuk menanam dan memelihara hewan penghasil minyak dalam jumlah besar tanpa mengurangi operasional dan produksi pabrik.

Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulawesi, Rudy Dewanto mengatakan, cara beternak sapi yang dilakukan Siska belum begitu familiar di kalangan petani sawit, khususnya petani sawit plasma di Sulawesi Tengah, sehingga belum banyak berkembang. Padahal program ini telah berhasil dilaksanakan untuk mendukung terlaksananya produksi daging yang cukup di Sulawesi Tengah.

Ia berharap melalui kemitraan BPDPKS-Aspekpir di Indonesia dapat dilakukan strategi dan inovasi untuk memperkuat upaya UKMK petani sawit dalam mendorong asosiasi petani sawit untuk memproduksi pupuk dan pakan ternak serta Siska dalam beternak sapi.

“Kami menaruh harapan besar terhadap program Siska ini,” ujarnya saat membuka workshop.

Di Provinsi Sulawesi Tengah, luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 150.000 hektar atau sekitar satu persen dari 16 juta hektar lahan kelapa sawit dan tersebar di beberapa provinsi dengan potensi menghasilkan kualitas buah segar hingga 400.000 ton per tahun.

Dijelaskannya, menjadi ibu kota Indonesia akan berdampak pada peningkatan kebutuhan pangan, termasuk daging sapi yang harus disiapkan akibat bertambahnya jumlah masyarakat yang akan tinggal di kawasan IKN.

Sulteng turut serta menyelesaikan permasalahan tersebut dan meyakini program Siska dapat menjadi jalan tercepat dalam meningkatkan produksi sapi untuk kebutuhan IKN.

Dr. Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian periode 2011-2014 menjelaskan, jumlah sapi pada periode 2013-2023 mengalami penurunan dari 13,13 juta ekor menjadi 11,32 juta ekor atau turun 13,79%. Pulau Jawa masih mendominasi populasi sapi, pada tahun 2023 berjumlah 5,23 juta ekor (46,19%) di seluruh Indonesia. Sulawesi Tengah 207,3 ribu atau 1,83%.

Siska merupakan faktor kunci dalam mendukung implementasi Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) sesuai dengan Perpres No. 6 Tahun 2019. Siska diperkenalkan pada tahun 2010, hingga kini kisah asmaranya belum banyak berkembang. Para tukang kebun masih meragukan adanya efek negatif Siska, seperti penyebaran hewan buruan, pemadatan tanah, meski banyak penelitian telah menghilangkan keraguan tersebut.

Pakar Menteri Pertanian, Prof. Dr. Bapak Ali Agus, DAA., IPU menyampaikan bahwa integrasi sapi dalam peternakan mesa memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang nyata bagi pembangunan berkelanjutan. Keberhasilan penerapan kelapa sawit dan sapi bergantung pada intensitas dan pengalaman jangka panjang pendampingan langsung kepada petani/peternak dalam mengakses teknologi tersebut.

Anwar Sadat, Pakar Cabang UKMK BPDPKS, menjelaskan bahwa BPDPKS selalu mendukung kegiatan peternakan sapi melalui program Siska melalui kegiatan koperasi dan secara jelas menunjukkan peran BPDPKS dalam implementasi kebijakan pemerintah dalam program kelapa sawit berkelanjutan melalui pengumpulan, promosi dan pendistribusian hasil perkebunan kelapa sawit secara bertanggung jawab

Program-program tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, promosi, modernisasi kelapa sawit bagi pemilik usaha kecil, peralatan dan infrastruktur, pemenuhan kebutuhan pangan, pengolahan industri kelapa sawit, serta penyediaan dan penggunaan bahan bakar.

Dalam workshop tersebut, para petani plasma sawit di Sulawesi Tengah diajak untuk mengikuti field trip melihat langsung peternakan sapi dan mempelajari cara membuat pupuk buatan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah untuk budidaya kelapa sawit.

Sutoyo, Bendahara Aseppir Indonesia, mengatakan keluarganya sangat prihatin dengan perkembangan peternakan sapi melalui metode Siska dan industri terkait lainnya seperti industri pakan dan produksi pupuk berbasis kelapa sawit untuk plasma sawit. produsen minyak adalah anggota Pasifik di Indonesia.

Menurut dia, serangkaian pelatihan kecil untuk peningkatan kapasitas petani minyak plasma dalam produksi pupuk, pakan ternak, dan sapi potong (Siska) telah diselenggarakan sebagai bagian dari kebangkitan program Siska peternakan sapi untuk menyediakan daging . . . “Metode Siska sudah banyak dikembangkan di pabrik plasma kelapa sawit di Indonesia,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *