TRIBUNNEWS.COM – Pengunduran diri Bambang Susantono dan Dhoni Rahajo sebagai Kepala dan Wakil Kepala Badan Pengelola Modal Nusantara (IKN) menyedot perhatian publik.
Meski mengundurkan diri, Bambang Susantono disebut masih bisa membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terutama menarik investor asing.
Kabar tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Mensesneg) Pratikno dalam konferensi pers yang digelar di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/6/2024).
“Pak Bambang Susantono akan membantu langsung Presiden dalam memperkuat kerja sama internasional untuk mempercepat pengembangan IKN,” kata Pratikno.
Pengunduran diri Bambang Susantono dikabarkan terjadi setelah Dhoni Rajajo pertama kali mengirimkan surat kepada Jokowi.
Jokowi juga menerima surat pengunduran diri mereka dan menandatangani keputusan presiden yang memberhentikan mereka.
“Beberapa waktu lalu Presiden menerima surat pengunduran diri dari Wakil Kepala IKN Dhoni Rahajo. Beberapa waktu kemudian, Presiden juga menerima surat pengunduran diri dari Pak Bambang Susantono.”
“Hari ini telah dikeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) yang memberhentikan Pak Bambang Susantono sebagai Ketua Badan IKN dan Pak Dhoni Rahajo sebagai Wakil Ketua Badan IKN. Sekaligus keduanya mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya,” kata Pratikno. .
Menyusul pengunduran diri kedua orang tersebut, Presiden Jokowi menunjuk Basuki Hadimuljono sebagai Pj Ketua Badan Ibu Kota Kepulauan (IKN) dan Raja Julie Antoni sebagai Wakil Ketua IKN untuk menjamin perkembangan IKN yang pesat. Profil Bambang Susantono
Lahir pada tanggal 4 November 1963 di Yogyakarta, Ir Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D. mencapai banyak hal.
Terutama dalam masalah infrastruktur dan transportasi.
Sejarah pendidikannya juga sangat mengesankan.
Bambang memperoleh gelar Sarjana Teknik dari ITB disusul Magister Perencanaan Teknik Transportasi Perkotaan dan Wilayah (University of California, Berkeley, Magister Perencanaan Kota dan Wilayah (MCP) serta MSCE di bidang Teknik Transportasi).
Setelah itu, Bambang mendapatkan gelar PhD (S3) dan lulus dari University of California, Berkeley, Amerika, di bidang perencanaan infrastruktur.
Saat menjabat Wakil Menteri Perhubungan di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bambang membantu meningkatkan jaringan transportasi Indonesia, termasuk kereta api jalur ganda, monorel, dan bus.
Antara tahun 2004 hingga 2010, ia juga dipercaya sebagai Ketua Umum Persatuan Transportasi Indonesia (MITI) yang saat itu fokus pada sistem transportasi yang manusiawi.
Konsep transportasi kemanusiaan ini terlihat dari rangkaian gagasan yang ia uraikan dalam bukunya Revolusi Transportasi terbitan Gramedia Pustaka Utama 2014, yang kemudian Revolusi Transportasi disingkat “revolutrans”.
Saat itu, Bambang berkolaborasi dengan Jokowi yang menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Prestasi Bambang di bidang perkeretaapian menciptakan jalur ganda jalur kereta api Jakarta-Surabaya sepanjang 727 kilometer.
Sejak revolusi itu, kata dia, perubahan dimulai dari keberanian melakukan terobosan.
Bambang mencontohkan, saat memperkenalkan Railvolition, banyak orang yang tertawa dan meremehkannya.
Karirnya di pemerintahan dimulai setelah bekerja sebagai pegawai di Kementerian Jalan dan Perhubungan pada tahun 2007-2010, dan kemudian sebagai Asisten Menteri Perekonomian bidang koordinasi infrastruktur dan pembangunan daerah.
Ia kemudian menjadi Wakil Menteri Perhubungan pada tahun 2009, membantu Menteri Perhubungan dalam meningkatkan sektor transportasi Indonesia.
Pada tahun 2012, Bambang diangkat menjadi Direktur Eksekutif Utama PT Garuda Indonesia, tbk.
Pengalaman kerja lengkap dan latar belakang akademis di industri infrastruktur dan transportasi.
Bahkan, Bambang Susantono menduduki posisi kedua di Asian Development Bank (ADB) yang berbasis di Manila, Filipina.
Meski begitu, Bambang tetap terlihat seperti pekerja Indonesia pada umumnya.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Reza Deni/Seno Tri Sulistiyono)