Dilansir reporter Tribunnews.com Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah mengumumkan insentif pembelian kendaraan listrik dan hybrid untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN DTP) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM DTP).
Insentif bagi pembeli mobil baru ini diharapkan dapat mendongkrak penjualan mobil yang turun 15% pada tahun ini saja.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyambut baik keputusan tersebut dan menyarankan insentif lebih lanjut untuk mempercepat produktivitas otomotif.
“Kami yakin akan ada insentif bagi industri pionir. Lokalisasi komponen elektrifikasi perlu didorong. Jadi lokalisasi dan elektrifikasi kendaraan konvensional pasti berbeda. Kalau elektrifikasi difokuskan pada komponen elektrifikasi seperti baterai, mesin, VCU, dll.” Bagus. , saya harap ini akan membantu produsen. Sekarang bantuannya ke konsumen,” kata Bob di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Selain memberikan insentif bagi produsen mobil, hal ini juga diharapkan dapat memacu investasi dan lokalisasi komponen elektrifikasi.
Selain itu, tren penjualan di Indonesia saat ini lebih mengunggulkan model kendaraan berteknologi elektrifikasi.
“Lokalisasi komponen elektrifikasi di Indonesia bisa lebih cepat. Ekosistemnya bisa lebih cepat lagi karena industri otomotif di Indonesia sekarang sudah sangat kuat, karena lokalisasi kita sudah tinggi, dan juga padat karya, padat modal teknologi. dan industri padat ekspor. Padahal, industri itulah yang menjadi industri inti,” jelas Bob.
Bob mengatakan stimulus pemerintah dapat mengubah industri otomotif di negara tersebut menjadi pusat produk-produk listrik.
“Kalau kita cepat berubah, kita bisa jadi pusat elektrifikasi. Apalagi pasar kita cukup besar. Jadi pasar juga harus dilindungi, pasarnya jangan sampai terhimpit. Tahun ini pasarnya turun 15 persen. Hal ini Jangan dilanjutkan, sehingga daya beli akan pulih, pasar akan berkembang, sehingga investasi akan datang, yang akan merangsang perekonomian, tambahnya.