Topan Gaemi Hantam Taiwan, 3 Orang Tewas, 200 Lebih Lainnya Luka-luka

TRIBUNNEWS.COM – Topan Gaemi menghantam Taiwan pada Kamis (25/7/2024) waktu setempat.

Associated Press melaporkan, angin puting beliung tersebut menewaskan tiga orang dan melukai ratusan lainnya.

Pusat Operasi Darurat Taiwan menyebutkan dua wanita tewas tertimpa pohon tumbang dan tembok pecah, CNN International melaporkan pada Jumat (26 Juli 2024).

Kedua korban tidak berada di tempat yang sama, satu di Kaohsiung di Taiwan selatan dan satu lagi di Hualien timur.

Mereka juga melaporkan bahwa lebih dari 200 orang lainnya terluka.

Badan Meteorologi Pusat Taiwan (CMA) telah mengeluarkan peringatan badai untuk seluruh negeri.

Sementara itu, Presiden Taiwan Lai Ching-te telah meminta masyarakat untuk tidak bepergian.

Sebagian besar kota di Taiwan menutup sekolah dan kantor pada hari Rabu.

Taiwan Railways juga telah menghentikan beberapa layanan kereta berkecepatan tinggi.

Lebih dari 50.000 rumah di Kaohsiung tanpa listrik.

Banyak penerbangan dan layanan kereta dibatalkan pada hari Rabu dan Kamis.

Bahkan tiga maskapai besar Taiwan, EVA Air, China Airlines, dan Starlux Airlines, melaporkan adanya gangguan akibat topan tersebut.

Otoritas pertahanan Taiwan juga terkena dampak perpindahan ke Han Kuang selama lima hari akibat topan tersebut.

“Kami akan menyesuaikan beberapa unit udara dan laut untuk memperhitungkan situasi topan,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Sun Li-fiang.

Situasi di Taiwan semakin memburuk karena Topan Gaemi membawa hujan lebat, angin kencang, dan angin kencang.

Topan melanda Kabupaten Yilan dengan kecepatan angin 205 kilometer per jam.

Kecepatan angin setara dengan jenis badai ketiga di Teluk.

Sebelum mendarat di Taiwan, Topan Gaemi mendarat di Samudra Pasifik, dengan suhu mencapai rekor tertinggi.

Topan tersebut menguat hingga 96 km/jam dalam 24 jam, melebihi perkiraan kecepatan maksimum 56 km/jam.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa pemanasan lautan akibat perubahan iklim mempercepat terjadinya badai.

Topan tersebut diperkirakan akan melanda pantai barat laut Taiwan pada Rabu malam (24/7/2024).

Namun, topan tersebut melenceng dari jalur yang diharapkan melalui pegunungan Taiwan.

Topan tersebut mendarat di lepas pantai Hualien selama enam jam sebelum tengah malam.

Hualien adalah wilayah yang paling terkena dampak badai yang berlangsung selama delapan jam tersebut.

Kota terbesar di Taiwan timur dilanda angin berkecepatan lebih dari 160 kilometer per jam, badai, dan hujan lebat.

Total curah hujan mencapai 300 mm di banyak tempat, dan lebih dari 500 mm di daerah pegunungan.

Tanah longsor yang disebabkan oleh pegunungan mengganggu medan badai.

Situasi ini telah terjadi beberapa kali di Taiwan dalam 60 tahun terakhir.

Jadi Taiwan bisa menangani hal ini dengan baik, terutama di kotanya.

Masyarakat yang rentan tinggal di daerah terpencil dan pegunungan, terutama di bagian timur negara tersebut.

(mg/mardliyyah)

Penulis merupakan mahasiswa magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *