Tolak Tapera, Serikat Buruh Akan Demo Besar-Besaran di Istana Pekan Depan

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Buruh Iqbal mengatakan Iqbal menyatakan serikat pekerja dan buruh sepakat menolak mekanisme pemotongan gaji tabungan perumahan rakyat (Tapera) sebesar 3 persen.

Iqbal mengatakan, sebagai bentuk penolakannya, ia akan menggelar persatuan besar-besaran dengan Partai Buruh di Istana Presiden jika pemerintah terus menerapkan mekanisme tersebut dalam waktu dekat.

Partai Buruh dan KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) sedang mempersiapkan aksi besar-besaran untuk menolak Tapera, kata Iqbal dalam keterangannya, Jumat (31/5/2024).

Tak hanya menolak Tapera, ia juga menegaskan serikat pekerja akan menolak tindakan tersebut dan meminta pemerintah mencabut UU Cipta Kerja untuk semua.

Sebab, menurut keterangan Iqbal, semua penataan dilakukan tanpa tenaga kerja dan hanya dibebani pekerja.

Aksi tersebut juga untuk menolak Omnibus UU Cipta Kerja dan program jaminan kesehatan KRIS yang membebani seluruh masyarakat, ujarnya.

Ia kemudian menjelaskan alasan Tapera disebut hanya memungut biaya dari pekerja dan laki-laki.

Sa Iqbal mengatakan, dalam lima tahun terakhir upah riil pekerja dan daya beli pekerja turun hingga 30 persen karena tidak adanya kenaikan upah selama hampir 3 tahun berturut-turut.

“Meskipun upah meningkat tahun ini, upah masih terlalu tinggi,” katanya.

Dari gaji kecil tersebut, jika Tapera dipotong 3 persen, tentu menurutnya beban hidup buruh akan semakin berat, apalagi pengurangan iuran yang harus diberikan kepada buruh adalah lima kali lipat dari pajak pemberi kerja. deduksi. .

Padahal, dalam UUD 1945, tugas pemerintah adalah menyiapkan dan menyediakan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat, begitu pula dengan program jaminan kesehatan dan ketersediaan pangan murah.

“Tetapi dalam program Tapera, pemerintah tidak memberikan kontribusi apa pun, melainkan memungut iuran dari masyarakat dan pekerja. Ini tidak adil karena ketersediaan perumahan adalah tanggung jawab pemerintah dan merupakan hak rakyat,” ujarnya. .

Atas situasi tersebut, ia menilai Tapera tidak pantas diselesaikan saat ini karena tidak adanya peran pemerintah dalam menjamin perumahan bagi masyarakat.

Menurutnya, tidak tepat jika program Tapera dijalankan sekarang selama tidak ada kontribusi dari pemerintah seperti program bagi penerima kontribusi subsidi pada program jaminan kesehatan, ujarnya.

Iqbal mengatakan, aksi ini akan digelar pekan depan di Istana Negara dan diselenggarakan oleh 60 organisasi nasional.

“KSPI dan Partai Buruh akan bertindak minggu depan. Di Istana. (Partai Buruh Massa) beranggotakan 60 serikat pekerja di tingkat nasional,” kata Iqbal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *