Tokoh Agama di Tangerang Sodomi dan Remas Kemaluan Bocah Seusai Mengaji

Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Nurmahadi 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Guru mengaji yang melakukan pelecehan seksual di Ciledug, Kota Tangerang, Banten berinisial W (40) tak hanya menjambak alat kelamin korban, tapi juga melakukan sodomi.

Hal itu disampaikan Kepala UPTD-PPA Kota Titto Chairil Yustiadi usai pihaknya mendampingi korban saat autopsi dan perbendaharaan. Titto mengatakan, berdasarkan pengakuan korban, W melakukan sodomi usai memberikan pengajian di majelis tersebut.

Tak sekali pun, perbuatan cabul yang dilakukan pelaku dilakukan lebih dari satu kali terhadap korban yang sama. Memang, itu dilakukan beberapa kali setelah selesai pengajian pada acara silaturahmi tersebut, kata Titto kepada wartawan, Selasa (1/7/2025).

Kendati demikian, Titto akan terus melakukan penelitian mendalam terhadap korban sodomi, namun hal itu akan dilakukan setelah hasil pemeriksaan psikologis terhadap korban keluar.

“Jadi beberapa kali karena temuan psikolog masih dalam proses, ini juga karena korban tidak mau menanyakan berkali-kali, jadi masih menunggu hasil psikologisnya,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, tiga korban pencabulan yang dilakukan guru mengaji berinisial W (40), di Kecamatan Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, sudah dilakukan autopsi dan repertoar. Kepala UPTD-PPA Kota Tangerang, Banten, Titto Chairil Yustiadi menjelaskan, autopsi dilakukan karena ketiga korban diduga menjadi korban sodomi.

Dua korban lainnya yang juga melapor ke UPTD-PPA Kota Tangerang mengaku bukan disodomi melainkan dipegang alat kelaminnya. Oleh karena itu, kata Titto, pihaknya membantu korban menjalani autopsi.

Jadi, total korban yang melapor ke UPTD-PPA berjumlah lima orang, kami bertiga melakukan autopsi. Karena diduga ketiga orang ini dirawat karena kasus sodomi, ujarnya.

Hasil visum et repertum, lanjut Titto, nantinya akan menjadi acuan polisi dalam pengembangan kasus ini. Jadi untuk memperkuat laporan polisi, ketiga orang yang mengadu itu diduga sodomi, akan kami autopsi, katanya.

Selain itu, dia juga melakukan penyelidikan dengan menggali informasi dari warga sekitar tentang pelecehan seksual yang dilakukan W. “Jadi kami melakukan penyelidikan, kami komunikasi dengan warga sekitar Desa Sudimara Selatan,” kata Titto.

Hasilnya, kata Titto, jumlah korban pelecehan seksual bertambah menjadi 36 orang dengan rata-rata usia SD hingga SMA. Titto mengatakan, berdasarkan pengakuan para korban, mereka tidak hanya dijambret alat kelaminnya, tapi juga disodomi.

“Lalu sampai tadi malam, korbannya diperkirakan kurang lebih 36 orang. Korbannya ada 36 orang, kita masih mengalaminya, jadi rentang usianya dari SD, SMP, SMA, klasifikasinya mulai dari kekerasan seksual. berupa yang di atas, pencabutan alat kelamin, hingga sodomi,” ujarnya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *