TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Irjen TNI Laksamana TNI Dadi Hartanto pada Operasi Militer Tanpa Tempur oleh Babinkam TNI di Lapangan Olahraga Tri Dharma Eka Karma Mabes TNI, Jakarta Timur, Kamis (16/5/2024) Simulasi penegakan hukum dibuka. ).

Berdasarkan foto yang diperoleh, personel berseragam TNI terlihat mengenakan rompi kuning dengan tulisan Pospom TNI di lengannya.

Personil yang mengenakan rompi penjara itu diawasi oleh dua anggota Polisi Militer TNI Angkatan Darat.

Personel yang mengenakan rompi penjara kemudian menggiring mereka ke dalam tenda dan melepaskan tangan mereka dan dihadang oleh sejumlah staf TNI berseragam lain yang sedang duduk di sebuah meja.

Kegiatan ini merupakan rangkaian yang diselenggarakan oleh Babinkam TNI untuk menyatukan pemahaman antara teori hukum dan praktek dalam operasi militer.

Simulasi dilakukan dengan skenario yang menggambarkan situasi konflik keluarga.

Kegiatan dilakukan melalui pendekatan “learning by doing”.

Dari kegiatan ini, peserta diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam dan aplikatif mengenai hukum dalam operasi militer.

Dalam sambutannya, Didi mengapresiasi upaya Babinkam TNI yang memperkenalkan simulasi sebagai metode pengajaran hukum humaniter dan hak asasi manusia.

“Terima kasih sudah melakukan hal ini, simulasi ini harus kita sosialisasikan kepada seluruh personel agar pada saat kita melaksanakan tugas OMSP, hal-hal yang kita saksikan bersama tidak terulang kembali, karena tidak menutup kemungkinan pada saat kita melaksanakan operasi hal seperti itu akan terjadi lagi. , kata Dadi dalam keterangan resmi Puspen TNI, Kamis (16/5/2024).

Simulasi ini diharapkan tidak hanya memperkuat aspek teoritis, namun juga memperkaya pengalaman praktis para peserta.

Dengan demikian, kegiatan ini mampu mewujudkan operasi militer yang konsisten dengan hukum humaniter dan prinsip hak asasi manusia internasional.

Koordinator Subkomisi Penerapan Hak Asasi Manusia/Komisaris Pemantauan dan Investigasi, Dr. Ole Parulian Sehombeng, Komisioner Arbitrase Hak Asasi Manusia Dr. Prabento Mukti Weibo, dan Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa Cynthia Veliko, Regi Johan Olhagen dan Arnold G. Chalten.

Christina Sanga, Penasihat Pengembangan Kurikulum dan Pendidikan PBB untuk Hak Asasi Manusia, Simon O’Connor, Penasihat Militer Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, dan Ellen Tambunan, perwakilan Kementerian Luar Negeri, juga hadir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *