Jumlah pasangan menikah yang bercerai tahun lalu lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak reunifikasi Jerman pada tahun 1990, kata Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) pada Kamis (28 Juni).
Angka tersebut sejalan dengan tren jangka panjang yang juga menunjukkan bahwa jumlah pernikahan secara bertahap menurun. Tingkat perceraian di Jerman menurun
Pada tahun 2023, sekitar 129.000 perkawinan bercerai berdasarkan perintah pengadilan. Artinya, angka perceraian turun 8.300 atau 6,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Lebih dari separuh pasangan yang bercerai pada tahun 2023 memiliki anak di bawah umur.
Ayo berlangganan buletin mingguan Wednesday Bites secara gratis. Tambah ilmumu di tengah minggu, biar topik pembicaraan makin menarik!
Dalam tren jangka panjang, dengan beberapa pengecualian, jumlah perceraian mengalami penurunan setiap tahun sejak tahun 2003 (turun 39,7%).
Destasis mencatat bahwa angka-angka tersebut menunjukkan bahwa pandemi virus corona tidak mempengaruhi perkembangan ini.
Pada saat yang sama, menurut statistik, angka pernikahan juga menurun dalam jangka panjang, turun ke level terendah kedua sejak tahun 1950. Kebanyakan berpisah sebelum bercerai.
Untuk perceraian pada tahun 2023, setidaknya 89,6% permohonan cerai diajukan atas persetujuan kedua pasangan.
Dalam 6,2% kasus, kedua pasangan mengajukan lamaran bersama-sama. Pasangan yang salah satunya tidak setuju untuk bercerai adalah 4,2% kasus perpisahan.
Dari total jumlah pasangan yang bercerai, 48,8% memiliki satu anak, 39,7% memiliki dua anak, dan 11,5% memiliki tiga anak atau lebih. Secara total, sekitar 109.600 anak di bawah umur akan terkena dampak perceraian orang tuanya pada tahun 2023.
Empat dari lima perceraian terjadi setelah berpisah setahun yang lalu, sedangkan perceraian setelah tiga tahun berpisah mencapai 18,9%.
Rata-rata pasangan yang bercerai pada tahun 2023 menikah selama 14 tahun sembilan bulan.
Sementara itu, pada 17% dari seluruh pasangan yang bercerai, perceraian terjadi pada tahun ulang tahun pernikahan perak mereka atau setelahnya. Bagaimana dengan pasangan sesama jenis?
Sementara itu, angka perceraian antara pasangan sesama jenis di Jerman meningkat sebesar 15%. Destasis mencatat, peningkatan ini mencerminkan banyaknya masyarakat yang memilih bercerai dibandingkan membatalkan pernikahannya.
Sejak diperkenalkannya konsep “pernikahan untuk semua” pada Oktober 2017, status hidup bersama yang disebut “kemitraan sipil” tidak berlaku lagi di Jerman.
Pasangan sesama jenis yang hidup dalam persekutuan perdata yang terdaftar tidak dapat mengakhiri hubungan dengan perceraian tetapi dengan pembatalan perkawinan. Namun pada tahun 2023, jumlah pembatalan pernikahan mengalami penurunan selama empat tahun berturut-turut.
(ae/sel)