Timur Tengah Memanas, Maskapai Italia Batalkan Penerbangan ke Tel Aviv

TRIBUNNEWS.COM – Maskapai penerbangan Italia ITA Airways membatalkan penerbangan ke Tel Aviv agar tidak menambah ketegangan di Timur Tengah.

Karena peristiwa geopolitik di Timur Tengah, ITA Airways menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv, Israel.

Penerbangan ITA Airways ke Tel Aviv akan ditangguhkan selama 5 hari.

“Untuk menjamin keselamatan penumpang dan staf, penerbangan dihentikan hingga 6 Agustus 2024,” imbuhnya.

Selain ITA Airways, maskapai lain telah membatalkan atau menangguhkan penerbangan.

Diantaranya EVA AIR dan China Airlines Taiwan.

Lebih tepatnya, maskapai penerbangan ini menghindari penerbangan ke Iran dan Lebanon serta menghentikan penerbangan ke Israel dan Lebanon.

Kedua penumpang ini menunda penerbangannya mulai Jumat, 2 Agustus 2024.

Banyak maskapai penerbangan, termasuk maskapai Amerika dan Eropa, menghindari penerbangan ke Iran.

Terutama karena serangan rudal dan drone antara Iran dan Israel pada bulan April.

Dalam dua hari terakhir, Air India, Lufthansa Group Jerman, maskapai penerbangan AS United Airlines dan Delta Air mengatakan mereka telah menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv, Arab News melaporkan.

Maskapai penerbangan minggu ini juga membatalkan dan menunda penerbangan ke ibu kota Lebanon, Beirut, menyusul serangan hari Sabtu di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Kanada juga telah memperingatkan maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah udara Lebanon selama sebulan karena ancaman terhadap penerbangan akibat permusuhan.

Sementara itu, Singapore Airlines telah mengubah rutenya yang semula menuju Iran, kini memutuskan menuju wilayah utara yakni Turkmenistan dan Azerbaijan.

Organisasi anggota yang berbagi informasi risiko penerbangan, OPSGROUP, juga memperingatkan maskapai penerbangan Asia dan Eropa.

OPSGROUP memperingatkan maskapai penerbangan untuk menghindari wilayah udara Iran dan Irak.

Tak hanya itu, OPSGROUP juga memperkirakan akan terjadi perang besar di Timur Tengah.

Wisatawan akan menghadapi bahaya pesawat terbang dan rudal melintasi jalur udara, serta risiko spoofing GPS.

Sekadar informasi, pasca serangan Dataran Tinggi Golan dan respons Israel atas terbunuhnya komandan senior Hizbullah Fouad Shukri dalam serangan udara di Beirut pada Rabu, ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat pada pekan ini.

Selain itu, ketua Hamas Ismail Haniyeh juga tewas akibat serangan Iran yang membuat situasi di Timur Tengah semakin sulit.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel lain terkait Timur Tengah, konflik Palestina, dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *