Timo Scheunemann Temukan Dua Pemain Berbakat di Ajang MilkLife Soccer Challenge Seri 2 Jakarta

Koresponden TribuneNews.com Alfarizi AFTRIBUNNEW.COM, JAKARTA – Ajang Sepak Bola Wanita Milk Life Football Challenge Seri 2 Jakarta digelar sukses.

Laga terbaik kompetisi tersebut digelar pada Minggu (10/11/2024) di King Kong Football Arena Jakarta Timur yang mempertemukan dua kelompok umur yakni Kelompok Umur (KU) 12 dan KU 10.

Dua pemenang acara yang diselenggarakan oleh Djarum Foundation dan MilkLife ini meraih suara terbanyak

Di KU 10, SD Cinta Kasih Tzu Chi berhasil mengalahkan SDN Cipedak 01 dengan skor 9-2. Sementara itu, di final KU 12, SDN Kebagusan 03 juga punya keunggulan besar di final dengan mengalahkan SDN Kalisari 01 dengan skor 8-3.

Pada ajang Milk Life Football Challenge Series 2 di Jakarta, tim pencari bakat banyak menjaring nama-nama yang memiliki talenta cemerlang.

Dua nama yang mencuri perhatian adalah Andean Haifa Siakira, SD Cinta Kasih Tzu Chi (KU 10). Bersama Albianka Rahula dari SDN Kalisari 01 (KU 12).

Pelatih kepala MilkLife Football Challenge, Timo Schemann, yang telah memegang lisensi kepelatihan UEFA di Jerman sejak 2007, memberikan panduan langsung dalam program pelatihan unik yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar sepak bola.

Dari Seri 1 dan Seri 2 Jakarta, terdapat 32 peserta yang disaring dan akan mendapatkan pelatihan tambahan dari MilkLife.

Timo mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi dengan banyaknya peserta seri kedua di Jakarta, tiga kali lebih banyak dibandingkan seri pertama. Saya melihat kemungkinan ekspektasi pemain putri di Jakarta akan melebihi ekspektasi saya.”

“Yang diharapkan matang tahun depan menurut saya sebenarnya bisa masuk skuad tahun ini untuk final Quds,” ujarnya.

Pemilihan tim pramuka tidak lepas dari penguasaan teknik dasar sepak bola, atletis, ketenangan, ketangkasan, percaya diri, kerjasama tim, ketahanan dan kekuatan juang.

Tim pencari bakat tidak hanya memantau dan menyeleksi peserta berbakat, namun juga memberikan pelatihan tambahan di Milklife Extra Training untuk pemain berbakat.

Tak hanya mengikuti latihan MilkLife Extra, para siswi berprestasi juga ditetapkan untuk membentuk tim dan berkompetisi di ajang MilkLife Football Challenge All-Stars KU 12 pada awal tahun 2025 di Supersoccer Arena Quds.

Acara tersebut menampilkan kota-kota tempat diadakannya Milk Life Football Challenge yaitu Kudus, Jakarta, Tangerang, Bandung, Solo, Surabaya, dan Semarang.

“Dengan bertambahnya pemain bagus, saya kira tim Jakarta akan mampu bersaing dengan kota lain yang memiliki tim dengan performa bagus,” kata Timo.

“Kami berharap turnamen All-Stars di Quds menghadirkan pertarungan bakat yang menarik,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Jaram Foundation Victor Hartono berharap ajang tersebut dapat melahirkan talenta-talenta sepak bola putri untuk timnas Indonesia selanjutnya.

Untuk mencapai hal ini, Yayasan Jarum bermitra dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Asosiasi Sepak Bola Wanita Seluruh Indonesia (ASBWI) untuk memberikan platform kepada anak-anak perempuan yang saat ini berusia 10 dan 12 tahun untuk meningkatkan keterampilan mereka. Bermain sepak bola sebagai orang dewasa pada usia 14, 16, 18 tahun dan di tingkat senior

“Indonesia punya banyak sekali talenta alam yang usianya masih sangat muda, perlu dibina dan dikembangkan agar kelak bisa menjadi pemain yang berkualitas, namun butuh waktu yang lama untuk mendapatkan banyak pemain hebat dengan talenta muda. keluar dari Milk Life Football Challenge, kami pasti akan berhenti. “Tidak,” kata Victor.

PSSI juga telah menyelenggarakan Piala Pertiwi untuk usia 14 dan 16 tahun yang didukung penuh oleh Yayasan Bakti Sports Zaram. Selain itu, saya berharap pada tahun 2026 sudah ada akademi elit yang memiliki klub-klub seperti Parsia, Persib, Persebaya. , Persis. Bakat yang kami punya, dia mengaku siap menerima dan sebagainya.

Victor juga mengatakan, dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, Indonesia diharapkan memiliki pemain-pemain putri berkualitas yang mampu bersaing dan berlaga di Piala Dunia.

Artinya, talenta-talenta yang baru mulai berkembang akan menjadi pemain kelas dunia pada usia 20 hingga 26 tahun.

“Perlu proses panjang untuk bisa mendapatkan banyak pemain kelas dunia dan menyatakan Indonesia berpeluang besar lolos ke Piala Dunia. Harapannya Indonesia bisa mengikuti Piala Dunia di 10 putaran ke depan. ikhlaslah dalam mendukung kami,” kata Victor. “Bakat yang baru mulai matang sebagai pesepakbola.”

Selain fokus di Piala Dunia, Victor juga berharap sepak bola putri bisa menjadi batu loncatan pengembangan karir siswi di masa depan.

“Sekarang mereka duduk di bangku sekolah dasar, tapi kalau nanti skillnya berkembang, mereka berharap bisa mendapat uang untuk masuk universitas melalui permainan ini. Meski skillnya sangat bagus, tapi mustahil bisa melindungi timnas Indonesia,” kata Victor.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *