TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menangkap seorang TikToker bernama Galih Noval Aji Prakoso yang dikenal dengan nama Galih Rugi.
Setelah ditangkap, ia langsung dituduh melakukan penistaan agama.
Galih berkreasi di TikTok dengan menghina kalimat Ta’awudz yang diunggahnya di akun TikTok @galihloss
Semua itu dilakukan Galih demi konten agar lebih banyak orang yang menonton TikTok untuk menghasilkan uang.
Galih ditangkap tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya pada Senin (22/4/2024) di Jalan Kampung Burangkeng, RT 3/RW 6, Burangkeng, Setu, Bekasi, Jawa Barat.
“Kami ditangkap di Cyber Center dan Cyber Polda Metro Jaya pada 22 April. Kasusnya ditangani Cyber Polda Metro Jaya,” kata Direktur Cyber Crime Bareskrim Polri Brigjen Himawan. Bayu. Aji saat dihubungi, Selasa (23/4/2024).
Inilah yang perlu Anda ketahui tentang Entri dan Tempat Tinggal Keluarga TikToker:
Pria bernama lengkap Galih Noval Aji Prakoso ini menjalani kesehariannya dengan sederhana.
Galih bukanlah artis TikTok yang tengah punya banyak uang dengan banyak dukungan dan banyak penggalangan dana.
Dengan lebih dari 600 ribu pengikut di TikTok, Galih bahkan disebut sebagai rumahnya.
Saat ada tetangga yang menyebut keluarga Ghalih, dia langsung angkat bicara.
“Dia tidak kaya,” kata A, tetangga Galih di Desa RT 02 RW 06, Desa Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
TribunJakarta mendatangi rumah Galih untuk mencari tahu soal TikToker, Rabu (24/4/2024).
Negara Bagian Asal
Rumah Galih tampak indah. Lebarnya sekitar 4 meter dan panjangnya sekitar 10 meter, namun termasuk tinggi karena memiliki dua lantai.
Rumahnya bercat hijau, berbeda dengan rumah-rumah di sekitarnya.
Pada salju kedua di rumah Galih, terlihat bendera besar berwarna merah putih, meski warnanya mulai memudar.
Keempat sudutnya diikat agar tidak bengkok. Galih TikTokers Loss House berlokasi di Jalan Swadaya 7, RT 02 RW 06, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi.
Pintu gedung dua lantai itu tertutup, menandakan tidak ada penghuni di dalam.
Tetangga setempat mengatakan Galih tinggal di rumah tersebut bersama orang tuanya dan seorang adik laki-laki bernama Aka.
Ayah Galih menjadi korban pemecatan
A, seorang tetangga, menceritakan bahwa Galih sudah lama tinggal di Desa Jatimulya.
“Betul (tingkat) bawah rumahnya seperti ini (ruang tamu) untuk orang, (lebarnya) 40 meter, ada tidur di atas,” kata A.
Orang tua Galih juga bukan pekerja mapan, ayahnya pernah bekerja di sebuah perusahaan namun di PHK.
“Ayahnya juga pekerja serabutan, kadang mengecat mobil di pabrik atau semacamnya, kadang menganggur dan tidak bekerja setiap hari,” kata A.
Ibunya bekerja paruh waktu
Sedangkan ibunya sangat aktif di masyarakat dengan mengikuti pengajian dan kegiatan lainnya.
Jika tidak, ibu Galih membantu keuangan keluarga dengan bekerja semasa kecil dan melakukan pekerjaan serabutan.
Kadang ibu suka mengaji, kadang suka membesarkan anak orang lain, sehari mendapat penghasilan Rp 30 ribu, jelasnya.
Tetangga yang tidak dikenal
Di sisi lain, soal aktivitas Galih sebagai TikToker, A belum begitu mengetahui detailnya karena kurang paham dengan media sosial.
“Entah kalau seperti itu (membuat konten), saya kurang paham, kalau adiknya suka menari di depan rumah, kalau Galih tidak main di sini,” jelasnya.
Faktanya, di Internet, Galih memiliki ratusan ribu pengikut, namun tidak ada seorang pun di kotanya yang mengetahui aktivitas kreatifnya.
Benar, warga tersebut tinggal di RT 02 RW 06, namun saya tidak mengetahui penangkapan Galih dan kesehariannya, kata Saiful Hajat, Ketua RW setempat, Rabu (24/4/2024).
Ia mengetahui polisi menangkap Galih setelah orang tuanya datang untuk memberi tahu pengelola lingkungan.
Informasinya saya dapat dari orang tuanya, dan itu laporan dari orang tuanya yang memberi tahu saya bahwa Galih ditangkap, kata Saiful.
Tertangkap di Luar Rumah
Menurut orang tuanya, Galih ditangkap di luar lingkungan rumahnya.
Terkait kasus penangkapan Galih, Saiful mendapat penjelasan dari orang tuanya tentang isi video tersebut.
“Orangtuanya malah bilang ke dia, katanya mereka mempermainkan hal-hal seperti itu, hanya karena batasan saya dan orang tua, saya tidak mengerti isinya seperti apa, saya tidak tahu hal-hal seperti itu,” dia menjelaskan.
Secara pribadi, Saiful tidak mengenal Galih meski sudah lama tinggal di lingkungannya.
“Saya tidak tahu keseharian Galih, saya tidak tahu dan tidak tahu apa itu Galih karena kami jarang bertemu,” jelasnya.
Meski demikian, Saiful memastikan keluarga Galih merupakan sosok yang menonjol di publik dan bukan sebuah rahasia.
“Bukan, dia bukan napi, bukan (dari daerah), dia sudah lama ada, dan memang benar saya warga setempat,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Sisi Lain Warga Bekasi yang Kehilangan Nyawa TikToker: Dia Bukan Orang Kaya, Ayahnya Korban Buruh.