Wartawan Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk memasuki tahun ketiga pasca merger tiga bank syariah Tanah Air, yakni Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah.
Tiga tahun setelah merger, Wakil Menteri BUMN (Wamen) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan BSI merupakan satu dari sepuluh bank syariah di dunia dari segi ukuran pasar.
Perusahaan bernama emiten BRIS ini mengalami kenaikan harga saham pasca merger.
Katika, yang akrab disapa Tiko, mengatakan kenaikan harga saham BSI turut mendongkrak pangsa pasar perseroan.
Puncaknya pada 13 Maret 2024 mencapai Rp 131,47 triliun dengan kenaikan harga saham sebesar 63,8% year to date dibandingkan bank-bank besar lainnya, ujarnya saat membuka BSI International Expo 2024 di JCC. ” Senayan, Jakarta, Kamis (20 Juni 2024).
Tiko mengatakan kenaikan harga saham BSI akan menempatkan bank syariah tersebut masuk dalam kelompok perusahaan yang mampu berkontribusi di pasar saham dan mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Jadi, dari sisi perbankan, BSI disebut-sebut menjadi satu-satunya bank syariah yang masuk sepuluh besar bank di Indonesia.
Tepatnya, BSI menempati peringkat kelima di Indonesia dengan total aset mencapai Rp353,4 triliun dan laba bersih Rp5,7 triliun pada tahun 2023.
Tiko juga mengucapkan terima kasih kepada BSI atas penyetoran Zakat tertinggi di Indonesia yang mencapai Rp 222 miliar pada tahun 2023, dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya.
Diantaranya, lebih dari 288.000 penerima Zakat perorangan, lebih dari 1.800 organisasi, 28 mitra UMKM, dan 340 pesantren menerima langsung bantuan tersebut.
“Penyaluran Zakat dilakukan melalui Maslahat BSI dan fokus pada peningkatan kesejahteraan ekonomi dan gizi masyarakat, pendidikan, kesehatan, kerja dan misi kemanusiaan,” kata Tico.