TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tak hanya satu orang, ternyata ada dua orang lagi dari TNI Angkatan Laut yang diduga terlibat dalam kasus penembakan pimpinan perusahaan rental mobil Ilyas Abdurrahman (48) dan rekannya. kolega . Ramli di Tangerang- Jalan Tol dari Merak, Kamis (1/2/2025).
Ketiga prajurit TNI Angkatan Laut tersebut adalah Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA.
Panglima Komando Armada Indonesia Laksamana Madya Denih Hendrata mengatakan, sebelum terjadi penembakan, Sertu AA, Sertu RH, dan LK BA sempat dipukuli puluhan orang.
Denih mengatakan, belasan orang tersebut merupakan rekan Ilyas Abdurrahman yang saat itu sedang membuntuti Honda Brio miliknya yang dibajak.
Sesampainya di rest area Tol Tangerang-Merak, Ilyas Abdurrahman melihat Honda Brio miliknya terparkir di depan Indomaret.
Ilyas Abdurrahman kemudian mencoba mengambil kembali mobilnya.
Terjadi perkelahian antara Ilyas Abdurrahman dan rekan-rekannya serta anggota TNI Angkatan Laut yang berakhir dengan baku tembak.
Sertu AA, Sertu RH, LK BA dimana mereka dipukuli oleh 15 orang tak dikenal, oleh orang tak dikenal di rest area Tol Tangerang-Merak, kata Denih Hendrata, Senin, dalam konferensi pers. (01.06.2025).
Denih Hendrata menjelaskan, anggota TNI Angkatan Laut merasa telah membeli Honda Brio.
“Kejadian itu akibat pembelian mobil. Dalam kejadian tersebut, salah satu anggota diakui melakukan penembakan sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia dan luka-luka,” kata Denih.
“Sekarang sedang diperiksa Puspomal,”
Siapa pun anggota kami, jika terbukti bersalah, kami akan menindak tegas sesuai undang-undang yang berlaku di TNI, tambahnya. Penjelasan polisi
Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto menjelaskan, penembakan bermula saat Honda Brio milik Ilyas dibajak oleh penyewa berinisial AS atau Ajat Sudrajat.
Saat menyewa, AS menggunakan KTP, KK, dan KTP palsu.
AS kemudian menyerahkan Honda Brio kepada seseorang berinisial IH.
IH yang berperan sebagai penjaga juga lah yang menjadikan AS sebagai identitas palsu.
Berdasarkan kasus pembajakan kendaraan yang dilaporkan kepada kami oleh Polsek Rajeg pada tanggal 2 Januari 2025, pelapor adalah Agam (putra Ilyas), kata Irjen Pol Suyudi Ario Seto.
“Penggelapan ini terjadi di CV Makmur Raya tempat penyewaan mobil Honda Brio Orange,”
“Yang dipekerjakan warga Pandengalang disebut AS, selanjutnya disebut As, yang menyerahkan suara kepada IH yang saat ini menjadi DPO,”
“Dia juga menyiapkan KTP dan kartu keluarga palsu atas nama AS,” imbuhnya.
IH kemudian menjual Honda Brio ke RH seharga Rp 23 juta.
RH kemudian menjual mobil tersebut kepada Sertu AA seharga Rp 40 juta.
Lalu saya kembalikan ke kakak RH, kata Suyudi Ario Seto.
“RH ini kemudian dijual ke saudara ISIS seharga 23 juta”,
“Saudara RH baru jual ke AA, orang TNI menguasai laut lewat saudara SY, harganya naik sampai 40 juta”,
“Setelah AA menguasai mobil Brio ini, dibawa kabur,” imbuhnya.
Suyudi Ario Seto menjelaskan, Ilyas dan Agam yang tidak mengetahui mobilnya dialihkan, mengecek tiga alat GPS yang terpasang di sana.
Nampaknya dua unit GPS dimatikan paksa oleh pelaku.
Mengandalkan GPS yang tersisa, Ilyas dan rekan-rekannya mencari lokasi mobil tersebut.
Mereka akhirnya menemukan Honda Brio di kawasan Banten dan melanjutkan pengejaran hingga sampai di rest area Tol Tangerang-Merak.
“Karena kedua GPS tersebut mati, saudara laki-laki Agam dan keluarganya melakukan pencarian mandiri,” kata Suyudi Ario Seto.
Kendaraan ini kemudian langsung dipindahkan ke rest area Tol Tangerang-Merak, tambahnya.
Hingga saat ini, terungkap empat pelaku, satu warga sipil, dan 3 anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) terlibat dalam penembakan tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Tiga Marinir Indonesia Terlibat Penembakan Bos Rental, Kata Jenderal, Semua Berawal dari Beli Mobil