Thalasemia Tidak Bisa Dicegah, Penting Skrining Sebelum Menikah agar Tidak Menurun ke Anak

Laporan reporter Tribunnews.com Willem Jonat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Skrining Thalassemia sangat diperlukan mengingat Indonesia termasuk dalam sabuk thalassemia dunia, dimana tingkat pembawa sifat genetik β-thalassemia saja mencapai 3-10 persen, menurut Lembaga Eijkman.

Artinya, sebanyak 8-22 juta masyarakat Indonesia merupakan pembawa sifat genetik thalassemia dan dapat menularkannya kepada anaknya.

Thalassemia sendiri merupakan kelainan darah bawaan yang menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin dengan baik.

Hemoglobin bertugas mengikat oksigen sehingga sel darah merah dapat membawanya ke seluruh tubuh.

Salah satu gejala utama yang dialami penderita thalassemia adalah anemia, suatu kondisi dimana kadar hemoglobin dalam tubuh lebih rendah dari biasanya.

Penderita thalassemia mayor harus mendapat transfusi darah secara rutin untuk menjaga kadar hemoglobin dalam tubuhnya dalam batas normal.

Thalassemia adalah suatu kondisi bawaan di mana kedua orang tuanya membawa sifat genetik thalassemia.

Seringkali, kedua orang tua yang membawa sifat genetik tersebut baru mengetahui bahwa mereka mengidap kelainan genetik thalassemia setelah anak penderita thalassemia lahir.

Dan penyakit ini merupakan kelainan genetik sehingga tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan sebelum menikah untuk mencegah penularan thalassemia kepada anak Anda. 

“Penyakit ini dapat diobati dengan cepat secara alami, baik dengan deteksi dini melalui pemeriksaan darah maupun dengan memeriksa riwayat keluarga penderita anemia atau talasemia,” kata dr. Meriana Virtin, Dokter Umum dan Manajer Proyek di Laboratorium Medis Cordlife Persada. 

Tanda dan gejala thalassemia antara lain lemas, mudah lelah, kulit pucat atau kekuningan, kelainan bentuk tulang wajah, pertumbuhan lambat, dan pembengkakan perut.

Saat itu, urine berwarna gelap sehingga dapat menimbulkan komplikasi jika dibiarkan dalam waktu lama, seperti penumpukan zat besi dalam tubuh akibat seringnya transfusi darah.

Selama perjalanan penyakitnya, pasien thalassemia dapat mengalami kelainan bentuk tulang, pembesaran limpa, gangguan pertumbuhan, dan masalah jantung.

Hal ini tentu saja menurunkan kualitas hidup anak secara signifikan. Itulah mengapa sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang thalassemia.

Selain itu, Indonesia merupakan negara dalam sabuk thalassemia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk pembawa gen thalassemia yang banyak.

“Ada tes skrining yang penting untuk mengetahui apakah seseorang merupakan pembawa sifat genetik thalassemia. Idealnya, setiap orang harus menjalani tes ini sebelum memutuskan untuk menikah dan memiliki anak. Sudah selayaknya semua orang di Indonesia mengetahui status thalassemianya,” katanya.

Saat ini sudah banyak laboratorium kedokteran patologi klinis yang membantu mendeteksi penyakit thalassemia. Laboratorium Kedokteran Patologi Klinik PT Cordlife Persada adalah salah satunya.

Laboratorium ini dilengkapi dengan peralatan berkualitas tinggi dan staf analis laboratorium. Ini mencakup alat untuk memverifikasi analisis Hb dan gambar darah tepi sehingga skrining talasemia lengkap dapat dilakukan dalam satu tes.

“Di laboratorium ini, kami tidak hanya menawarkan tes skrining thalassemia, namun kami juga menawarkan berbagai paket tes komprehensif seperti paket pemeriksaan kesehatan umum,” kata Farid Sastra Nagara, Manajer Laboratorium, Cordlife.

Mulai saat ini, di laboratorium kami tidak hanya melakukan layanan tali pusat untuk ibu hamil atau anak, tetapi menawarkan layanan untuk seluruh keluarga.

“Kami ingin memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, salah satunya adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya tes skrining thalassemia bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Country Director PT Cordlife Persada Retno Suprihatin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *