Terungkap, SYL Bebani Anak Buah untuk Membiayai Perjalanannya ke Brazil hingga Arab Saudi Rp 1 M

Reporter Tribunnews.com Ashri Fadilla melaporkan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Menteri Pertanian (Mantan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) didakwa membayar biaya perjalanan anak buahnya ke luar negeri.

Hal itu terungkap saat sidang kasus korupsi Kementerian Pertanian yang melibatkan terdakwa SYL.

Tanpa relaksasi; Biaya tempat SYL dan pesertanya mencapai ratusan juta rupee.

Pertama, perjalanan ke Brazil dimana Bagian Umum Prasarana dan Peralatan Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian mengumpulkan dana sebesar Rp 600 juta.

Perjalanan akan berlangsung pada Mei 2022.

“Kalau Brazil saya lupa sebulan, sekitar 600 juta,” kata Sekretaris Jenderal Departemen Prasarana dan Alat Pertanian Kementerian Pertanian Hermanto saat diuji, Rabu (5 Mei 2024) di pusat kota Jakarta. Pengadilan pidana yang korup.

“Dalam BAP bulan ini Mei 2022,” jaksa KPK membacakan berita acara pemeriksaan Hermanto (BAP) di persidangan.

Mei ya 2022, kata Hermanto.

Padahal, menurut Hermanto, uang sebesar 600 juta itu tidak masuk dalam anggaran PSP Kementerian Pertanian.

“Bukankah Anda saat itu berada di DIPA?” tanya jaksa.

“Tidak ada,” jawab Hermanto.

Kedua, PSP Kementerian Pertanian juga mengenakan biaya kepada SYL dan Rp 200 juta untuk perjalanannya ke AS.

Ketiga, SYL dan penumpangnya didenda hingga Rp 1 miliar karena bepergian ke Arab Saudi.

“Amerika, mereka menagih kita 200 juta. Lalu Brazil, Amerika, lalu Arab Saudi yang menagih PSP sebesar Rp 1 miliar,” ujarnya.

Departemen PSP untuk memenuhi permintaan peralatan di luar negeri. Kementerian Pertanian berbagi beban dengan Dirjen.

SYL tidak langsung meminta peralatan mahal.

Namun sudah diminta ke Sekjen atau Bagian Umum Kementerian Pertanian.

Dari Sekretaris Jenderal hingga Direktur Jenderal. “Kemudian Sekretaris Jenderal terkadang menelepon saya secara langsung; Dan komisaris datang untuk bertanya.

Dalam kasus ini, SYL didakwa menerima kepuasan informasi senilai Rp44,5 miliar.

Total dana yang diterima SYL dari tahun 2020 hingga 2023.

Hal itu diungkapkan Jaksa KPK Masmudi dalam sidang di Pengadilan Tipikor di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (28 Februari 2024).

Uang tersebut diterima SYL dengan mengutip pejabat Eselon I Kementerian Pertanian.

Menurut JPU SYL, aksinya tidak sendirian, ia dibantu oleh Muhammad Hatta, mantan Direktur Permesinan Kementerian Pertanian, dan Kaskie Subagyono Sekjen, mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian.

Apalagi, uang yang diterima Kasdi dan Hatta digunakan untuk kepentingan pribadi SYL dan keluarganya.

Berdasarkan dugaan, pengeluaran terbesar dari dana tersebut adalah untuk hari raya keagamaan; Digunakan untuk kegiatan pelayanan dan belanja lain-lain yang tidak termasuk kategori lancar, nilainya mencapai Rp 16,6 miliar.

“Uang tersebut kemudian digunakan sesuai perintah dan petunjuk para terdakwa,” kata jaksa.

Terdakwa Pertama atas perbuatan Terdakwa :

Pasal 12 Lampiran E Pasal 18 UU Pemberantasan Korupsi merupakan Pasal 55 KUHP. Pasal (1) 1, Pasal 64 KUHP Terkait dengan ayat (1).

Biaya Kedua:

Pasal 55 UU Pemberantasan Korupsi; Pasal (1) 1, Pasal 64 KUHP Ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi.

Biaya ketiga:

Pasal 12B merupakan Pasal 18 UU Pemberantasan Korupsi. Pasal 55 KUHP Pasal (1) 1, Pasal 64 KUHP Terkait dengan ayat (1).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *