TRIBUNNEWS.COM – Perubahan sikap seorang ayah yang tega membunuh anak kandungnya di Serang, Banten sudah terlihat sejak 6 bulan lalu.
Soni Bakti, keluarga korban, menginformasikan hal tersebut.
Menurut Soni, niat jahat pria berinisial AS (30), warga Desa Cibarugbug, Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, sudah lama terjadi.
“Dia sebenarnya bilang ingin membunuh korban, dan saya bilang, ‘Apa gunanya?’ Saya bilang. 2024), dilansir TribunBanten .com.
Namun, lanjut Soni, Jaksa Agung saat itu belum memberikan alasan apapun untuk ingin membunuh putranya.
Namun Soni paham, sikap Jaksa Agung sudah berubah sejak 6 bulan lalu.
“Saya tidak kasih alasan apa pun. Saya sudah mengatakannya sejak lama, berbulan-bulan yang lalu, sekitar 6 bulan,” ujarnya.
Saat diberitakan Jaksa Agung sedang mencari ilmu spiritual, Soni mengaku tidak mengetahuinya.
Namun Soni, Jaksa Agung, kerap bercerita tentang kesulitan keuangan.
Soni juga menjelaskan, Jaksa Agung sudah lama menganggur.
“Dia sempat kerja (petik kelapa) dua bulan lalu, dia senang. Tapi dia sudah tidak ada lagi, jadi bisa dibilang istrinya yang membiayai,” ujarnya.
Sebelumnya diketahui, tujuan penyerang membunuh putranya adalah untuk memperoleh “keterampilan” guna meningkatkan perekonomian.
Kapolres Serang Kota Kompol Sofwan Hermanto mengatakan, alasan tersebut terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik Reskrim Polres Serang Kota.
Namun polisi masih mendalami motif pembunuhan anak AG berinisial NL (3).
Kamera yang sedang diselidiki polisi terkait dengan “kerusakan” terhadap anak-anak.
Kapolres Serang Kota Sofwan Hermanto kepada wartawan, Rabu (19/06/2024): “Kami masih mendalami (pengakuan korban).
Selain itu, menurut Sofwan, AG menggorok leher korban dalam keadaan sadar.
“Masih kami dalami, namun fakta penyelidikan, pelaku dengan sengaja mengambil parang dari tumpukan pakaian anaknya, menghampiri korban dan menggorok lehernya,” jelasnya.
Diketahui, peristiwa tragis seorang ayah yang membunuh putranya yang masih kecil di Serang, Banten terjadi pada Selasa (18/6/2024) dini hari.
Pelaku tega membacok putra kandungnya hingga tewas dengan parang.
Menurut Kapolsek Ciomas, korban sedang tertidur pulas bersama ibunya saat kejadian itu terjadi.
Tiba-tiba pelaku (ayah kandung) memotong leher korban saat masih tidur, kata Aspek Fridi Romadhan Panca Rizki.
Ibu korban kemudian mengetahui kejadian tersebut saat terbangun dan melihat darah berceceran.
“Ibu korban terbangun berlumuran darah. Tidak ada (pembunuhan) (perkelahian) secara tiba-tiba,” ujarnya. Gambar seorang ayah yang membunuh anak kandungnya di Banten. (spesial)
Usai kejadian, korban dibawa ke Puskesmas Ciomas, namun korban dinyatakan meninggal dunia.
Korban sempat dipindahkan ke Puskesmas sekitar pukul 04.00, namun sudah meninggal dunia, jelas Fridi.
Usai kejadian, korban menjalani otopsi di rumah sakit, dan pelaku berhasil melarikan diri.
Polisi pun mencari pelaku di Kecamatan Gunungsari, Serang, Banten hingga ditangkap.
Tempat penangkapan berjarak 8 kilometer dari rumah penyerang.
Menurut Kapolsek Serang, pelaku menyimpan parang di dalam lemari pakaian anaknya sebelum membunuh korban.
Sekitar pukul 300 WIB, penyerang bangun dan memukuli korban.
“Sekitar jam 3 pagi, penyerang bangun dan mengambil parang. Kemudian penyerang menjelaskan kepada kami bahwa dia terbang begitu saja (dengan menggorok leher anaknya),” jelas Kompol Sofwan Hermanto.
Pada saat yang sama, berdasarkan pernyataan penyerang, dia tidak berniat membunuh seluruh keluarganya.
“Saat ini tidak ada instruksi untuk membunuh seluruh keluarganya,” katanya.
Sebagian artikel ini dimuat di TribunBanten.com, niat ayah membunuh anak kandungnya di Serang Banten terungkap 6 bulan lalu.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunBanten.com/Engkos Kosasih)