TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Amerika Serikat (AS) “Washington Post” mengungkap bagaimana dinas intelijen AS membantu mitra Israelnya menemukan 4 sandera yang dibebaskan dari kamp Nuseirat di Jalur Gaza pekan lalu.
“Badan intelijen AS menunjukkan dukungan luar biasa terhadap rekan-rekan Israel mereka setelah serangan 7 Oktober,” tulis The Washington Post, Jumat (14/6/2024).
Surat kabar tersebut menekankan peran badan-badan ini dalam proses pemantauan tawanan perang Israel di Jalur Gaza.
“Amerika Serikat meningkatkan pengumpulan intelijen mengenai militan di Jalur Gaza, membagikan sejumlah besar rekaman drone, citra satelit, penyadapan komunikasi dan analisis data,” kata surat kabar itu, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Sebelumnya, para pejabat tinggi Israel mengatakan Amerika Serikat memberi Israel kemampuan intelijen yang baru ada pada 7 Oktober 2023.
“Bantuan ini mencakup perangkat lunak canggih, beberapa di antaranya didukung oleh kecerdasan buatan,” lanjutnya.
“Operasi penyelamatan sandera Israel baru-baru ini adalah contoh nyata dari kemungkinan ini,” katanya, merujuk pada pembebasan empat sandera di kamp Nuseirat pekan lalu.
Menurut The Washington Post, sejak dimulainya perang Hamas melawan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, Amerika Serikat telah meningkatkan pengumpulan intelijen mengenai Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas).
“Selama minggu-minggu pertama perang, para pejabat Israel meminta Amerika Serikat memberikan informasi spesifik untuk membantu mengisi kekosongan, memerinci data, serta teknik dan praktik untuk menganalisis sejumlah besar gambar dan menambahkan gambar-gambar yang berbeda ke dalam gambar-gambar tersebut, termasuk gambar-gambar dari Israel. medan perang di Jalur Gaza dalam format 3D,” ujarnya.
“Itulah mengapa anggota Komando Operasi Khusus Gabungan (JSOC) Angkatan Darat AS mulai bekerja berdampingan dengan agen CIA di Israel,” lanjutnya.
Anggota Badan Intelijen Pusat AS (CIA) secara rutin bertemu dengan rekan-rekan mereka di Israel untuk berbagi informasi. Amerika Serikat adalah mitra intelijen utama Israel
The Washington Post juga mencatat bahwa AS adalah mitra intelijen utama Israel dalam pencarian tahanan Israel di Jalur Gaza.
“Pekan lalu, proses pembebasan tahanan di kamp Nuseirat bergantung pada informasi akurat tentang keberadaan para tahanan,” ujarnya.
Surat kabar tersebut menunjukkan bahwa AS telah membantu Israel menganalisis informasi di Jalur Gaza dengan teknologi dan kemampuan yang tidak dimiliki Israel selama bertahun-tahun.
“Analis intelijen Israel memperoleh informasi dari server, komputer, ponsel, laptop, dan dokumen lain di Gaza, dan analis Amerika menggunakan sumber-sumber ini untuk membantu memperoleh informasi tentang keberadaan para tahanan,” kata para pejabat Amerika Serikat.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa menggabungkan informasi yang mereka peroleh dari catatan elektronik dan fisik dengan sumber informasi lain membantu Israel menemukan para tahanan.
“Hasil dari semua ini adalah kemitraan yang jarang terjadi dalam berbagi informasi, bahkan bagi dua pihak yang secara historis pernah bekerja sama dalam bidang yang memiliki kepentingan bersama,” tulis The Washington Post.
Namun makalah ini juga menyoroti ketegangan antara AS dan Israel, dimana AS menanggapi permintaan Israel untuk memberikan informasi tambahan. Jumlah korban
Saat Israel terus melancarkan serangan di Jalur Gaza, sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Kamis (13/06/2024), jumlah warga Palestina lebih dari 37.323 orang dan 85.037 orang terluka. Anadolu melaporkan bahwa dia meninggal di wilayah Israel.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk menentang pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa pada 7 September 2023.
Israel memperkirakan sekitar 120 sandera, hidup atau mati, ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, menurut laporan The Guardian pada bulan Desember 2023, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel