Wartawan Tribunnews.com Abdi Ryanda Shakti melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ahmad Arif Ridwan Nowloh (28) bersikap biasa saja setelah membunuh pacarnya Rini Maria (50), menyembunyikannya di dalam koper dan membuangnya di Kabupaten Bekarang, Jawa Barat.
Kasat Reskrim Polda Metro Jaya Combs Vira Satya Triputra mengatakan, tersangka Arif masih bekerja sebagai auditor di perusahaan tempat korban bekerja.
Tersangka ditemukan setelah kembali ke Bandung, Jawa Barat, dan menginap di hotel lain setelah Rina Mariana terbunuh.
“Sempat kami laporkan, tersangka melakukan audit karena saat itu pekerjaannya belum selesai, sehingga setelah jenazah dibuang, mereka kembali ke Bandung dan membuka rumah,” kata Vira saat jumpa pers di Distrik Metro Jaya. Pos polisi. Markas Besar, Jakarta, Jumat (5 Maret 2024).
Keesokan harinya atau Kamis (25 April 2024), tersangka Arif malah mendatangi kantor umumnya seolah tidak terjadi apa-apa.
“Pada tanggal 25 pagi, tersangka masih datang ke kantor KOBE untuk menjalankan tugasnya atau melakukan audit,” kata Vira. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.’
Vera mengatakan kliennya saat ini sedang menyelidiki apakah aktivitas tersangka pasca pembunuhan merupakan cara untuk menyesatkan penyidik.
“Ini bisa menjadi bahan kita usut apakah itu bagian dari strategi tersangka atau penipuan dalam proses penyidikan,” imbuhnya.
Bermula pada Kamis, 25 April 2024, setelah warga menemukan jenazah korban di dalam koper berwarna hitam di pinggir Jalan Raya Kalimalang di Sikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Jenazah korban ditemukan oleh petugas kebersihan yang sedang menyapu. Petugas kebersihan menjadi khawatir dan melaporkannya ke polisi.
Sehari kemudian, mereka menemukan jenazah korban, Rina Marian (50). Beliau merupakan warga Rankasari, Bandung, Jawa Barat.
Arif dan Rini menjalin hubungan romantis. Keduanya bahkan memiliki hubungan dekat. Padahal Arif baru saja menikah dan akan melangsungkan pernikahan pada 5 Mei di Palembang.
Untuk pekerjaan, pelakunya adalah seorang auditor dan korbannya adalah petugas keuangan perusahaan yang biasanya mengelola keuangan. Mereka bekerja di sebuah perusahaan di Bandung.
Pembunuhan bermula saat tersangka Arif dan korban sepakat untuk check-out sebuah hotel di Bandung pada Rabu 24 April 2024 pagi. Keduanya datang dengan sepeda motor.
Mereka menjalin hubungan mesra di kamar hotel. Namun, mereka bertengkar setelah berhubungan seks, setelah itu Rin terbunuh.
Tersangka Arif tersinggung dengan pernyataan korban yang akan bertanggung jawab menikahinya.
Tersangka Arif kemudian memukul kepala hingga menutup mulut dan hidung korban. Bahkan, tersangka Arif mencekik korban untuk memastikan nyawanya.
Setelah itu, tersangka Arif keluar kamar dan membeli koper di sekitar hotel. Dua koper tersebut dibelinya karena yang pertama dibelinya tidak muat di badan korban.
Kamera CCTV hotel menangkap tersangka keluar kamar dengan membawa koper besar berwarna hitam. Jenazah Rini dikabarkan ada di dalam koper. Jenazah Wanita Dalam Koper di Sikarang, Korban Pembunuhan. (Kolase TribuJabar.id)
Setelah itu, tersangka Arif menyewa mobil dan membawa jenazah korban dalam koper ke Bitung, Tangerang Banten. Di sana ia bertemu dengan kakaknya, Aditya Tofiq Kurhman alias AT.
Jenazah korban kemudian dibawa ke mobil sewaan yang mereka sewa untuk dibawa pulang ke Kota Bandung.
Dan saat menyusuri Jalan Raya Kalimalang, Sikarang, Kabupaten Bekasi, kedua tersangka menjatuhkan koper berisi jenazah korban Rina Mariana.
Keesokan harinya, Kamis (25/4/2024), sebuah koper berisi jenazah Rini ditemukan di Jalan Raya Kalimalang, Bekasi.
Usai pembunuhan, tersangka Arif langsung membeli tiket pesawat menuju Palembang, Sumatera Selatan untuk acara pernikahan.
Rupanya, tersangka pelaku Arif juga sudah menikah dan sedang melangsungkan pesta pernikahan.
“Iya mereka baru menikah, bulan Maret nikahnya, dan rencananya besok resepsinya tanggal 5 Mei (5 Mei 2024), jadi tanggal 5 mereka berangkat ke Palembang,” kata Gurnald.
Selang beberapa hari, pelaku akhirnya ditangkap pada Rabu (1/5/2024) oleh tim gabungan di Palembang, Sumatera Selatan. Motif pembunuhan: Terluka dan membutuhkan uang
Motif tersangka yakni alasan keuangan diduga karena tekanan karena akan menikah.
Kepala Cabang AKBP Jatanras Ditreskrim Polda Metro Jaya Rowan Richard Mahenu kepada wartawan, Kamis (2/5/2024), mengatakan, Motifnya karena kebutuhan ekonomi.
Faktanya, usai berhubungan intim dengan korban dan membunuh korban, pelaku juga mencuri uang kantor yang hendak dititipkannya ke bank.
Penjelasan Polda Metro Jaya soal kasus pembunuhan perempuan Bandung yang dikuburkan di koper di Metro Jaya: “Korban dianiaya secara seksual dan uangnya diambil (uang yang ingin disimpan petugas di bank).” , Jakarta, Jumat (3/5/2024). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)
Di lapangan, Manajer Humas Metro Jaya Combs Adi Ari Siam Indradi mengatakan, pelaku mendapat uang Rp 43 juta secara terpisah.
“Iya (jumlah yang diterima) kira-kira Rp 43 juta,” jelasnya.
Ternyata motif pembunuhan itu lebih dari sekedar finansial. Tersangka juga sakit hati dengan perkataan korban yang mendesaknya untuk bertanggung jawab dan menikah dengan tersangka.
Direktur Intelijen Kriminal Kombes Polda Metro Jaya Vira Satya Triputra saat jumpa pers mengatakan, motif pembunuhan yang dilakukan tersangka karena tersangka tak terima akan tersinggung dengan ucapan korban yang mengaku bertanggungjawab menikah dengannya. Jumat (3/5/2024).
Pada 24 April 2024, tersangka yang bekerja sebagai auditor di perusahaan korban mengajaknya berhubungan seks di sebuah hotel di Bandung, Jawa Barat.
Hubungan ini tidak pernah lengkap seperti halnya pasangan. Mereka melakukan hal serupa pada Desember 2023.
Ia berkata: “Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka melakukan hubungan badan pada bulan Desember. “Jadi saat ajakan datang, korban tidak menolak.”
Setelah disetubuhi untuk kedua kalinya, korban akhirnya meminta tersangka berkomitmen menikahinya.
Dia berkata: “Tersangka kriminal ini merasa menjadi korban dan melakukan pembunuhan. Selain itu, tersangka pelaku kejahatan memiliki motif finansial untuk mengambil uang korban.