Laporan jurnalis TribuneNews.com Abdi Rayanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdani rupanya tidak pernah membeberkan hal tersebut kepada Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listjo Sigit Prabowo yang mengatur perjudian online di Indonesia.
Memang, Beni sebelumnya sempat menyebut Jokowi dan Kapolri kaget saat mengungkap angka T dalam rapat terbatas saat itu.
“Dia bilang tidak (secara eksplisit menyebutkan angka T di depan Jokowi dan Listjo), katanya tidak menjelaskan secara jelas siapa Pak T itu,” kata Direktur Jenderal Reserse Kriminal (Dertepidem) Polri. Jenderal Juhandani Rahardjo Puro kepada wartawan di Bareskrim Polri, Senin (8/5/2024) malam.
Juhandani mengatakan, meski sudah dua kali diinterogasi polisi, Benny tak menyebut secara jelas bentuk T tersebut.
Katanya, “Kami menanyakan tentang inisial huruf T, yang bertanya tidak bisa menjawab siapa Pak T.” informan meninggal
Juhandani mengatakan, tidak ada bukti yang menyebut Benny adalah orang sungguhan berinisial T.
Hal itu terungkap usai tes kedua Benny di Polar Bereskrim hari ini.
“Tidak ada buktinya, bahkan inisial T pun tidak bisa disebutkan yang bersangkutan,” kata Juhandani kepada wartawan, Senin (8/5/2024).
Bahkan, Benny meralat ucapannya terkait sumber yang memberi keterangan soal skor T dalam penyidikan tersebut.
“Semula disampaikan pada tanggal 23 Mei kemarin oleh salah satu korban TKI asal Kamboja, kini dikoreksi sehingga dikatakan bahwa informasi tersebut berasal dari saudara laki-laki Joko Purvanto, Ketua BP2MI asal Serang, yang dulu dan sekarang sudah meninggal,”. katanya. Dikatakan.
Benny meminta maaf karena tidak memberitahukan nama pria tersebut kepada penyidik, seperti yang dikatakannya pada pemeriksaan pertama, kata Juhandani.
“Terus kita tanya inisial huruf T, yang bertanya tidak bisa menjawab siapa Pak T itu.
Kemudian yang bersangkutan hanya sekedar memberi keterangan, semoga polisi bisa mengetahui siapa inisial T, jelasnya.