Terjadi di Ngawi, Mungkinkah Cabut Gigi Buat Orang Meninggal Dunia?

Dilansir Tribunnews com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kisah terkenal seorang suami di Ngawi yang bersedih karena ditinggal istrinya untuk selama-lamanya.

Kejadian tersebut bermula dari prosedur pencabutan gigi yang dilakukan Nira Pranita Asih (31) di dokter gigi umum.

Lantas apakah mungkin mencabut gigi yang menyebabkan kematian?

Dokter Gigi RS Permata Pamulang Drg R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati MM RS, FICD memberikan penjelasannya.

Ia mengatakan, proses pencabutan gigi merupakan operasi pembukaan pembuluh darah.

Kondisi ini menyebabkan bakteri, virus, dan racun dari mulut mudah menyebar, misalnya ke selaput otak, paru-paru, dan jantung.

Yang terakhir ini disebut infeksi.

Infeksi serius disebabkan oleh bakteri dari rongga mulut yang masuk ke selaput otak, jantung, dan paru-paru, ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/5/2024).

Meski mengalami infeksi, pasien tidak langsung meninggal setelah pencabutan gigi, melainkan memakan waktu lama.

“Pencabutan gigi itu tidak sederhana, jangan memaksa dokter untuk mencabut gigi dengan mudah, dokternya sangat hati-hati,” jelasnya.

Oleh karena itu, masyarakat harus memahami bahwa pencabutan gigi merupakan kegiatan yang tidak boleh diabaikan.

Konsultasikan dengan ahlinya terlebih dahulu.

“Jadi setiap operasi ada alasan yang kuat untuk mengambil tindakan. Diasumsikan dokter yang berkompeten bisa mengurangi segala risiko dari operasi tersebut,” ujarnya.

Dr. Anastasia menambahkan, pencabutan gigi berisiko dalam beberapa situasi.

Diantaranya adalah orang lanjut usia (lansia), penderita diabetes yang tidak terkontrol, penderita dengan sistem kekebalan tubuh lemah, atau penderita penyakit jantung sistemik.

Dokter harus memastikan kondisi pasien stabil.

“Pasien perlu melaporkan riwayat kesehatan dan latar belakangnya kepada dokter yang merawat. Dalam beberapa kasus, pasien harus dirujuk ke dokter yang menangani penyakit jantung atau tekanan darah tinggi,” kata dr Anastasia.

Menurutnya, perencanaan yang baik serta kerja sama antara dokter dan pasien dapat mengurangi pemulihan pasca operasi dan mencegah masalah kesehatan mulut lainnya.

Oleh karena itu, baik dokter maupun pasien memegang peranan penting dalam segala aktivitas yang berlangsung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *