Terima Laporan Penyiksaan Israel ke Tahanan Palestina, PBB: Tak Dapat Diterima dan Harus Dihentikan

TRIBUNNEWS.COM – Kantor Hak Asasi Manusia PBB menerima laporan adanya warga Palestina yang ditahan di penjara Israel tanpa akses komunikasi.

Warga Palestina juga melaporkan penyiksaan, penganiayaan, borgol dan perampasan makanan, air dan obat-obatan.

PBB juga menerima laporan adanya dugaan kekerasan seksual yang dilakukan tentara Israel terhadap tahanan Palestina.

PBB mengecam laporan penyiksaan dan perlakuan buruk Israel terhadap tahanan Palestina sebagai hal yang tidak dapat diterima dan menyerukan penyelidikan.

“Ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” kata juru bicara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Ravina Shamdasani pada Rabu (3/7/2024), lapor Al Jazeera.

Kepala hak asasi manusia PBB saat itu, Volker Turk, bereaksi terhadap kasus seorang warga Palestina yang terluka setelah diikat ke kendaraan militer Israel dalam serangan di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki bulan lalu.

“Menjijikkan melihat perilaku yang benar-benar tidak dapat diterima,” katanya pada hari Rabu.

“Investigasi yang transparan dan independen diperlukan untuk mengetahui apa yang terjadi dan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab dibawa ke pengadilan,” tambah Turk. Pengakuan Direktur RS Al-Shifa

Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Mohammad Abu Salmiya, mengatakan beberapa warga Palestina di penjara Israel tewas selama interogasi, penyiksaan, kelalaian medis, dan perampasan obat-obatan.

Hal itu diungkapkan Abu Salmiya dalam jumpa pers usai dibebaskan, Senin (1/7/2024).

Abu Salmiya mengatakan dia dan warga Palestina lainnya yang dibebaskan meninggalkan tahanan Palestina di penjara Israel dalam kondisi yang sulit.

Dia menambahkan bahwa tahanan Palestina menjadi sasaran penyiksaan fisik dan psikologis dan hanya menerima sedikit makanan.

“Tahanan Gaza kehilangan (rata-rata) 25 kilogram berat badan mereka karena kekurangan makanan,” kata Abu Salmiya seperti dikutip Anadolu Agency pada Senin.

Dia mencatat bahwa dokter dan perawat Israel juga terlibat dalam penyerangan dan hukuman terhadap tahanan Palestina tanpa memberikan mereka perawatan medis yang diperlukan.

“Dokter (Israel) memukuli tahanan, perawat memukuli tahanan,” kata Abu Salmiya.

Ia juga meminta organisasi-organisasi internasional yang peduli terhadap hak-hak narapidana untuk mengunjungi para narapidana dan melihat dengan mata kepala sendiri kondisi keras yang mereka alami di penjara.

Israel diketahui telah membebaskan Abu Salmiya dan sekitar 54 warga Palestina, termasuk dokter, yang ditahan dari Rumah Sakit Al-Shifa dan fasilitas medis lainnya dalam operasi militer terpisah dalam beberapa bulan terakhir.

Abu Salmiya ditangkap pada 23 November 2023, bersama beberapa pekerja medis, saat melakukan perjalanan dari Kota Gaza ke wilayah kantong selatan menyusul serangan Israel terhadap sebuah rumah sakit. Direktur Kompleks Rumah Sakit Medis Al-Shifa di Gaza, Muhammad Abu Salamiyyah, dibebaskan pada Senin (1/7/2024) oleh badan keamanan Israel Shin Bet karena penjara penuh sesak. (haberni) Update perang Israel-Hamas

Tujuh warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap gedung lima lantai dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, beberapa hari setelah Israel memerintahkan sekitar 250.000 orang meninggalkan bagian timur kota yang dilanda perang di Jalur Gaza selatan.

Andrea De Domenico, kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan: “Tidak seorang pun dan tidak ada seorang pun yang aman di Gaza,” yang telah menjadi tempat “di mana orang tidak dapat menemukan tempat berlindung yang aman dan mereka tidak dapat menemukan tempat berlindung yang aman.” tolong tinggalkan garis depan.” .

Hamas mengatakan pemimpinnya Ismail Haniyeh telah menghubungi mediator dari Qatar dan Mesir untuk melakukan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan.

Israel sedang mengevaluasi pernyataan Hamas dan akan “menyampaikan tanggapannya” kepada para mediator, menurut pernyataan badan intelijen Israel Mossad yang dirilis oleh kantor perdana menteri Israel.

Serangan udara Israel menewaskan 12 warga Palestina, termasuk sembilan anggota keluarga, di “zona aman” yang ditetapkan setelah mereka mengikuti perintah evakuasi Israel untuk meninggalkan wilayah timur Khan Younis.

Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis telah menghentikan operasinya karena perintah evakuasi dan pemboman beberapa wilayah kota oleh pasukan Israel.

Sekitar sembilan dari sepuluh warga Gaza telah mengungsi setidaknya satu kali sejak serangan Israel di daerah kantong yang terkepung dimulai, menurut badan bantuan PBB.

Serangan Israel di Tirus, Lebanon selatan, menewaskan seorang komandan Hizbullah.

Sebagai tanggapan, kelompok Lebanon mengatakan mereka menembakkan 100 roket Katyusha ke dua posisi Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Setidaknya 37.953 orang tewas dan 87.266 orang terluka dalam perang Israel melawan Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas diperkirakan mencapai 1.139 orang, dan puluhan lainnya masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *