TRIBUNNEWS.COM – Pada Minggu (2/6/2024), mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mendaftar untuk pemilu mendatang.
Ahmadinejad merupakan salah satu calon pada pemilu 28 Juni 2024.
Berbicara setelah pendaftaran, Ahmadinejad berjanji akan memberikan dukungan konstruktif kepada dunia dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan semua negara.
“Masalah ekonomi, politik, sosial dan keamanan jauh lebih besar dibandingkan apa yang terjadi pada tahun 2013,” kata Shafak.
Secara simbolis, Ahmadinejad mengangkat jarinya ke udara.
Ia juga menyatakan, “Hidup musim semi, panjang umur Iran!” Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (Zero Hedge)
Kehebohan ini terjadi sebelum kedatangan Ahmadinejad di Kementerian Dalam Negeri Iran.
Para pendukungnya meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera Iran.
Pria berusia 67 tahun itu disambut dengan slogan Allahu Akbar atau Tuhan Maha Besar.
Teriakan simpatisan menemaninya menuruni tangga dinas sambil menunjukkan paspornya kepada puluhan fotografer dan videografer.
Sementara itu, pemilihan presiden Iran diperkirakan akan digelar pada 28 Juni.
Pemilihan tersebut diadakan untuk menggantikan Presiden Ibrahim Raisi, yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Mei bersama tujuh orang lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdullahian.
Mantan ketua parlemen Ali Larijani, sekutu dekat mantan Presiden Hassan Rouhani, telah mendaftar sebagai calon presiden.
Kemudian Abdolnasser Hemmati, mantan Kepala Bank Sentral Iran dan kandidat pemilu 2021, juga ikut mencalonkan diri.
Presiden sementara Mohammad Mokhbar, yang dipandang sebagai pemimpin, bertemu dengan Khamenei.
Mantan Presiden reformis Mohammad Khatami juga sedang dibahas sebagai kemungkinan, namun seperti Ahmadinejad, pencalonannya belum diketahui.
Periode lamaran lima hari berakhir pada hari Selasa, dan Dewan Pengawas diperkirakan akan merilis daftar final kandidat dalam waktu sepuluh hari.
Hal ini akan memungkinkan dilakukannya kampanye singkat selama dua minggu sebelum pemungutan suara pada akhir Juni.
Ahmadinejad menjabat dua kali masa jabatan empat tahun dari tahun 2005 hingga 2013.
Berdasarkan hukum Iran, ia berhak mencalonkan diri kembali setelah masa jabatan empat tahun.
Namun, ia tetap menjadi sosok yang terpolarisasi.
Pemilihannya yang kontroversial pada tahun 2009 menyebabkan protes besar-besaran “gerakan hijau” dan kerusuhan yang meluas. Apa selanjutnya dalam pemilihan presiden Iran?
Iran sedang bersiap untuk mengadakan pemilu menyusul kematian Presiden Ibrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter di bagian utara negara itu.
Pemerintah Iran telah membuka pendaftaran calon presiden yang akan maju pada pemilu yang akan digelar pada 28 Juni 2024.
Menyusul pengumuman kematian Raisi, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menunjuk Wakil Presiden Mohammad Mokhbar, 68, sebagai presiden sementara sesuai dengan konstitusi.
Seperti dikutip Al Jazeera, pemilu dijadwalkan pada tahun 2025. Namun pemilu terpaksa diundur ke 28 Juni 2024.
Pada Kamis (30/5/2024), media Iran memberitakan sekitar 30 orang telah menyerahkan formulir nominasi.
Namun, tidak satu pun dari 30 kandidat yang memenuhi kriteria untuk menjadi presiden.
Menurut Undang-Undang (UU) Pemilu Iran, calon presiden harus berusia antara 40–75 tahun dan memiliki gelar master atau setara di Indonesia.
Mantan pemimpin reformis Mustafa Kavakebian dan anggota parlemen konservatif Mohammadreza Sabagian mengajukan petisi mereka ke Kementerian Dalam Negeri.
Seperti pada pemilu sebelumnya, masyarakat yang mewakili kubu politik utama di Iran dapat mengajukan petisi di akhir sensus. bukan penguasa kekuasaan tertinggi
Di Iran, Presiden tidak mempunyai semua kekuasaan. Presiden semata-mata adalah kepala cabang eksekutif pemerintahan dan bertanggung jawab untuk menegakkan Konstitusi.
Presiden dipilih untuk masa jabatan empat tahun dan tidak boleh menjabat lebih dari dua periode berturut-turut.
Meskipun Presiden memiliki kekuasaan ekonomi dan luar negeri yang besar, keputusan akhir mengenai semua urusan pemerintahan berada di tangan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Panglima Tertinggi adalah panglima militer Iran dan mengendalikan pasukan keamanan.
Pemimpin tertinggi Iran juga menunjuk kepala peradilan, setengah dari anggota penting Dewan Wali, imam salat Jumat, dan kepala televisi dan radio.
Ayatollah Khamenei menjadi pemimpin tertinggi setelah kematian Imam Khomeini pada tahun 1989.
Menyusul meninggalnya Presiden Raisi, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengangkat Wakil Presiden Mohammad Mokhbar sebagai Presiden pada 20 Mei 2024.
Begitu Mokhbar terpilih, dia punya waktu 50 hari untuk mempersiapkan pemilihan presiden. Mokhbar membentuk panitia penyelenggara pemilihan presiden bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua DPR Iran.
Pernyataan dari televisi pemerintah Iran, Kompas, mengatakan 30 orang telah mendaftar. Namun, ia dinilai tidak memenuhi syarat untuk menjadi calon presiden.
Kriterianya adalah berusia 40-75 tahun dan memiliki gelar master atau magister. Persyaratan ini diatur dalam undang-undang pemilu. Nama-nama calon wakil presiden akan diumumkan pada 11 Juni 2024.
Calon presiden dipilih oleh dewan pengawas yang terdiri dari 12 orang hakim, yang dapat diangkat oleh pemerintah atau diangkat langsung oleh Ayatollah.
Menjelang pemilihan presiden tahun 2021, Dewan Wali telah menolak kandidat reformis.
(Tribunnews.com/Chrysnha/Malvyandie Haryadi)